METROPOLITAN.ID - Profesi petani saat ini mulai ditinggalkan oleh banyak anak muda. Banyak yang lebih memilih untuk mencari pekerjaan kantoran. Tapi lain halnya dengan pilihan yang diambil Dwi Lili Indayani (37).
Perempuan asal Kota Batu, Jawa Timur, itu merupakan petani milenial yang mempertahankan usaha budidaya tanaman hias dan bunga milik orang tuanya.
Ia berhasil membuktikan pertanian masih tetap maju seiring dengan kecanggihan teknologi.
Baca Juga: DAMRI Siap Buka Bus Rute Bandung-Bandara Kertajati pada Oktober 2023, Segini Ongkosnya
Tak tanggung-tanggung, untuk mengembangkan pertanian dirinya menempuh pendidikan yang sejalan. Mulai dari S-1 Pertanian Universitas Brawijaya hingga S-2 Agro Pariwisata di salah satu kampus di Italia.
"Memang karena saya suka dan hobi dengan tanaman. Saya sesuaikan pendidikan yang saya ambil untuk mengembangkan pertanian utamanya di Kota Batu," kata Dwi Lili Indayani, Senin 31 Juli 2023.
Kini dirinya memiliki beberapa lahan hasil pengembangan yang dilakukannya selama berkecimpung di dunia tanaman hias dan bunga. Tak sekadar bercocok tanam, dirinya juga mencoba menciptakan kreasi-kreasi baru untuk meningkatkan daya tarik tanaman hias.
Salah satu kreasinya adalah mengemas tanaman atau bunga dalam bentuk bola menggunakan sabut kelapa. Kreasi yang diberi nama Kokedama itu sangat menarik perhatian karena bentuknya yang lucu dan mudah diletakkan di manapun.
"Kokedama ini sendiri sebenarnya merupakan teknik dari Jepang yang kemudian saya kembangkan di sini. Kalau di Jepang itu bahannya pakai lumut, tapi di sini saya ubah pakai sabut kelapa," papar duta petani milenial itu.
Ibu satu anak ini menuturkan, selain mengembangkan usahanya, juga tergerak untuk membantu petani lain di desanya agar bisa lebih maju dengan melek media. Upayanya tersebut tidak dianggap main-main saja.
Baca Juga: Wuih.. Seblak bakal Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Lho!
Di usianya kini, Dwi Lili Indayani telah diberi kesempatan menjadi Ketua BUMDes Sidomulyo dan berhasil membuat konsep baru bernama mal bunga untuk mengenalkan hasil budidaya bunga di desa tersebut.
"Sebenarnya kalau saya sendiri sudah menjalankan bisnis tanaman hias, cuman karena permintaan dari masyarakat akhirnya saya mengelola BUMDes," tandasnya.***