CIGUDEG - Rumah relokasi sebanyak 228 unit di Desa Banyuwangi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, sepi peminat. Alasannya selain belum dilakukan serah terima, juga tak tersedianya fasilitas kamar mandi untuk Mandi Cuci Kakus (MCK) dan dapur.
Bagaimana kami mau mengisi rumah tersebut, air saja belum ada. Padahal yang terpenting itu air,” ujar Kokom, warga pengungsi, kepada Metropolitan, kemarin. Tak hanya fasilitas dapur dan kamar mandi yang dikeluhkan, warga korban longsor pun mengeluhkan dinding rumah yang tak diplester. Selain itu, rumah relokasi bertipe 36 dengan dua kamar juga belum diplester. ”Tambah lagi belum ada pintu kamar. Kalau tidur malu karena tidak ada pintu kamarnya,” imbuh dia.
Warga pun harus mengeluarkan dana kurang lebih Rp20 juta untuk merenovasi, mulai dari membangun kamar mandi dan dapur. ”Makanya masih banyak rumah yang kosong karena warga belum membangun dapur dan kamar mandi. Padahal tidak semua warga korban longsor punya uang,” tuturnya.
Camat Cigudeg Acep Sajidin membenarkan tidak adanya kamar mandi di rumah relokasi tersebut. ”Benar, dalam pembangunan rumah relokasi memang tidak disediakan kamar mandi karena keterbatasan anggaran. Namun, kami mempersilakan warga yang ingin mempercantik rumahnya setelah serah terima,” kata Acep.
Ia melanjutkan, untuk sementara agar masyarakat korban longsor di Kampung Panggeleseran menempati rumah hunian tetap (huntap) di kampung baru, pihak kecamatan akan membangun MCK agar warga menempati rumah relokasi yang baru saja dibangun. ”Untuk sementara kami akan bangun MCK untuk kebutuhan masyarakat sampai penghuni memiliki kamar mandi masing-masing,” beber Acep.
Ia mengaku untuk pengadaan listrik sudah berkoordinasi dengan PLN dan kemungkinan Januari ini akan dipasang. “Selain listrik, kami juga sudah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk dilakukan pengukuran pembuatan sertifikat tanah dan bangunan,” tandasnya.
(ads/c/yok/run)