PAMIJAHAN - Menjadi seorang relawan kesehatan tidaklah mudah, apalagi saat mendampingi warga miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan baik itu mendampingi ke RSUD dan Pukesmas. Sebab, relawan hanyalah sebagai bentuk kepedulian bagi warga yang hidup di garis kemiskinan, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Warga Kampung Pasarean Pleton Rt 01/02, Desa Pasarean Kecamatan Pamijahan Ismail (40) ini salah satu relawan tanpa jasa, dengan logat sunda ke-Bogor Baratan ini. Sering berargumen baik itu dengan instansi pemerintahan desa dan kecamatan dan pihak rumah sakit. Bahkan, ia sudah mendampingi warga yang tak terhitung jumlahnya.
"Awal sebelum jadi relawan pendampingan bagi warga miskin, saya ada cerita yang sangat sedih, saat saudara saya sakit harus di bawa ke RSUD itu sangat sulit," ujar Komeng nama sapaanya.
Ia mengaku, selama menjadi relawan paling menyulitkan yang sering terjadi adalah persyaratan, seperti BPJS. Karena warga kebanyakan yang belum mengerti apa BPJS itu.
Hingga dirinya sering mendapatkan, temuan-temuan warga yang mau berobat.
"Saya masuk ke organisasi Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI), karna organisasi ini bukan hanya pendampingan tapi advokasi langsung. Karna kita relawan tanpa imbalan," ujarnya.
Ruhiya Sujana salah satu tokoh Bogor Barat, mengapresiasi dengan sosok Ismail. Meski tidak ada imbalan sepersenpun, dirinya selalu semangat membantu masyarakat miskin yang mau mendapatkan pelayanan kesehatan.
"Kalau Ismail ingin bawa warga miskin karna tidak punya buat bensin ia selalu hubungi saya. Dengan niat yang baik dan bekerja keras, ya saya kasih buat beli bensin dan makan pada Ismail saat sedang melakukan pendampingan," ujar Ketua SRMI Kabupaten Bogor itu.
(mul/b/sal)