METROPOLITAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagin) telah membangun pasar tradisional di beberapa kecamatan. Salah satunya Kecamatan Leuwisadeng. Hal itu lantaran buruknya pembangunan gedung Pasar Leuwisadeng. Bahkan, beberapa kios banyak yang rusak dan bocor. Calon pedagang sembako yang menempati kios di Pasar Leuwisadeng, Herdi (27), mengeluhkan fisik rolling door yang rusak dan tidak bisa ditutup. ”Melihat kondisi bangunan kurang maksimal sebelum ditempati, saya bermaksud memperbaiki kios itu. Soalnya nggak nyaman, nggak aman dan rawan maling,” keluhnya. Hal senada dikeluhkan pedagang lainnya, Pitri (40). Pedagang asal Kampung Panjaungan, Desa Batutulis, Kecamatan Nanggung itu mengaku tidak aman sebelum ada perbaikan tiang rolling door yang kendor. “Tadinya hari ini (kemarin, red) kami akan menata barang dagangan. Tapi sepertinya nggak nyaman, jadi nggak jadi,” ujarnya. Terpisah, Dirut PD Pasar Tohaga Kabupaten Bogor, Eko Romli Wahyudi, menuturkan, peresmian Pasar Leuwisadeng sudah dilaksanakan berbarengan dengan Pasar Tenjo dan Kemang. Hanya saja pedagang Pasar Leuwisadeng belum aktif. Terkait banyaknya kios yang rusak itu bukan kewenangan PD Pasar Tohaga, melainkan kekuasaan disperdagin. ”Kami PD Pasar Tohaga tidak punya wewenang terkait pembangunan. Kalau untuk perawatan pembangunan gedung itu tanyakan ke disperdagin,” ungkapnya. Eko menjelaskan, PD Pasar hanya menerima gedung sekaligus pedagang. Soal pembangunan, PD Pasar tidak tahu-menahu. Sementara itu, Kadisperindag Kabupaten Bogor, Dace Supriadi, mengatakan, pasar rakyat yang dibangun di setiap kecamatan, membuat pemkab melalui disperdagin memproritaskan kearifan lokal. Artinya mengutamakan warga kecamatan tersebut. ”Kios dan los itu gratis buat pedagang, tapi PD Pasar Tohaga sebagai pengelola mewajibkan pedagang membayar iuran harian retribusi Rp10.000, namun boleh dibayar sekaligus satu tahun sebesar Rp3.070.000,” terangnya. Saat ditanya soal pembangunan Pasar Leuwisadeng terkait keluhan pedagang banyak kios yang rusak dan bocor, Kadisperindag Dace Supriadi enggan berkomentar. Pantauan Metropolitan, sebanyak 49 kios sebagian mulai rusak di bagian tiang rolling door lantaran pengerjaannya terkesan asal-asalan. (kmg/b/suf/py)