METROPOLITAN - Berawal dari rasa keprihatinan melihat kondisi Sungai Cikaniki yang debit airnya terus menyusut serta sering terlihat kotor, membuat Kapolsek Nanggung, AKP Asep Saepudin, turun langsung untuk mengkroscek kondisi sungai tersebut. Dengan gerakan Save Cikaniki, unsur Muspika bersama jajaran Polsek Nanggung menyelamatkan sungai dari pencemaran air limbah yang diduga dari penambang liar. Asep mengatakan, pada tahap awal pihak dari unsur Muspika telah menertibkan belasan tempat pengolahan emas, beberapa waktu lalu. Kegiatan ini dilanjutkan dengan pemasangan baliho yang bertemakan ’Kampanye Save Cikaniki’ oleh Polsek Nanggung beserta jajarannya. ”Kegiatan yang kami lakukan ini karena ada keluhan dari masyarakat yang tinggal di bantaran DAS Cikaniki. Mereka tidak bisa menggunakan air sungai, karena kotor dan bau serta menimbulkan gatal pada kulit,” ujarnya. Selain itu, tambah Asep, pihak polsek beserta anggota bekerja sama dengan Koramil Nanggung untuk menyelidiki penyebab Sungai Cikaniki menjadi keruh dan bau. Setelah ditelusuri, akhirnya tim yang dipimpin kapolsek menemukan belasan tempat pengolahan emas ilegal. ”Kami telah menemukan belasan tempat pengolahan emas ilegal di pinggir sungai dan seringkali membuang limbah ke badan Sungai Cikaniki,” terangnya. Meski demikian, penyelidikan tidak berhenti. Sebab, ia meyakini masih ada mata rantai penyebab pencemaran Sungai Cikaniki. Bukan hanya tempat pengolahan emas, pihaknya juga akan menelusuri pihak yang menjual bahan kimia, seperti sianida, karbon dan kapur. “Kita sudah amankan 27 karung berisi bahan karbon dan kapur. Kita akan telusuri siapa pemiliknya,” imbuhnya. (khr/b/suf/py)