CIAMPEA - Krisis air bersih mulai melanda Desa Cibadak dan Ciampea, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Akibat kekeringan, warga terpaksa mengambil air dari selokan yang ditampung dalam kubangan kotor di Kampung Cibadak Karangmas, Desa Cibadak.
Warga Kampung Cibadak, Siti Aminah (45), mengaku sejak satu pekan terakhir warga terpaksa menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari. Hal itu mereka lakukan karena sumber mata air utama seperti sumur kering kerontang akibat kemarau. Bagi yang mampu, mereka membeli air isi ulang untuk kebutuhan minum dan memasak. ”Karena tidak punya uang untuk beli air isi ulang, kita ngambil air dari kubangan Sungai Cigobang yang berjarak dua kilometer dari rumah,” ungkapnya.
Sementara itu, Camat Ciampea Entis Sutisna bersama kepala desa Cibadak sudah meninjau ke lokasi. Selama ini, isu yang berkembang, warga menggunakan air selokan Sungai Cigobang untuk mandi dan cuci. Padahal, warga Kampung Cibadak menggunakan mata air di kubangan dekat sungai. Untuk mengatasi masalah kekeringan, pihak kecamatan menginstruksikan kepada Pemdes Cibadak untuk membuatkan surat mengajukan adanya bantuan air bersih ke dinas terkait. ”Senin (1/7) pagi surat pengajuan bantuan air bersih masuk kecematan. Sorenya kita kirim langsung ke dinas agar secepatnya bantuan air bersih dikirimkan. Jangka panjangnya, Kampung Cibadak diusulkan agar masuk PDAM,” ujar Entis.
Terpisah, Plt Kepala BPBD Kabupaten Bogor Budi Pranowo mengungkapkan, sebagian besar wilayah di Kabupaten Bogor berpotensi mengalami kekeringan di musim kemarau 2019. Untuk wilayah bagian Barat Kabupaten Bogor, bencana kekeringan kerap melanda Kecamatan Ciampea, Cibungbulang dan Kecamatan Tenjo. ”Memang setiap tahun banyak wilayah alami kekeringan. Sekali pun di lereng Gunung Salak atau Gunung Gede Pangrango,” pungkasnya. (ads/b/ els/run