METROPOLITAN - NANGGUNG Nasib para pengungsi korban bencana alam di Kecamatan Nanggung, masih harus menunggu hasil asesmen dari BMKG. Tercatat, dari sepuluh desa ada 1.469 KK dengan total 4.646 jiwa yang harus mengungsi akibat rumahnya rusak kena material longsor. Camat Nanggung, Ae Saepuloh, mengatakan, bencana alam tanah longsor yang terjadi pada Rabu (1/1) menyebabkan sepuluh desa yang terdampak bencana longsor dengan ke kondisi kerusakan yang beragam. Dengan mengunakan alat berat, secara bertahap akses yang jalan terputus akibat longsor di empat desa yakni Desa Malasari, Cisarua, Curugbitung, dan Pangkaljaya saat ini sudah bisa dilalui. "Sedangkan akses Jalan Teluk Waru-Malasari masih dilakukan evakuasi. Namun, bisa melalui jalan alternatif lewat Kampung Citumbuk Parigi," ujarnya. Rata- rata mereka mengungsi disebabkan kondisi rumah rusak dan dikhawatirkan terjadi longsor susulan. Untuk tempat pengungsian korban bencana alam ada empat titik yakni Kampung Sirangap dan Kampung Ranca Bakti Desa Nanggung, Kampung Parigi Desa Cisarua, Kantor Desa Pangkalkaya. "Total pengungsi ada 1.469 KK dengan total 4.646 jiwa. Sampai kapan mereka mengungsi, kita masih menunggu hasil asesmen dari BMKG. Setelah ada aksesmen baru bisa di pastikan warga yang terdampak longsor, apakah rumahnya harus direlokasi atau kembali ditempati," katanya. Kapolsek Nanggung, AKP Asep menambahkan, bantuan untuk korban bencana alam longsor untuk tujuh Desa di Kecamatan Nanggung, terus berdatangan ke posko bencana. Setiap bantuan yang masuk di data dan terpokuskan di satu titik sehingga penyaluran logisitik bagi korban bencana merata. "Bantuan logisitik dikordinir pihak desa. Nantinya, pihak Desa yang mengambil bantuan logistik ke posko bencana karena yang mengetahui kebutuhan di setiap wilayah desa," tukasnya. (ads/c/els)