METROPOLITAN - Sudah puluhan tahun, warga Desa Sadeng, Kecamatan Leuwisadeng, susah sinyal jaringan TV. Hal ini pun kembali dikeluhkan warga lantaran untuk menonton televisi, warga terpaksa harus memasang antena parabola yang harganya lumayan merogoh kocek. ”Kalau mau nonton TV harus ke rumah tetangga yang ada parabolanya, ” terang warga Desa Sadeng, Kecamatan Leuwisadeng, Ina. Kecuali, lanjut Ina, jika warga mau mengeluarkan biaya pemasangan parabola yang harganya bisa Rp700 ribu. Jika tidak, warga yang memiliki televisi namun tidak dilengkapi parabola hanya bisa menonton siaran TVRI. ”Buat warga di sini uang segitu berarti sekali. Daripada buat beli itu, lebih baik kan buat makan sehari-hari, ” tuturnya. Ia mengaku heran dengan kondisi di desanya yang susah sinyal. ”Bagaimana kita mau cerdas kalau nonton televisi saja nggak bisa, harus numpang di tempat tetangga dulu,” ujarnya. Hal senada diungkapkan Fahri. Ia menilai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor cuek terhadap hal tersebut. Jika kondisi susah sinyal diatasi sejak dini, kini generasi milenial di desanya sudah bisa mengimbangi kemajuan informasi. ”Generasi milenial sekarang minim informasi. Jangan sampai jadi kurang update alias kudet. Kondisi susah sinyal siaran TV bukan hanya di Desa Sadeng saja, Desa Babakan Sadeng juga sama,” tuturnya. Bagi masyarakat kecil, sambung Ina, bisa membeli TV sudah bersyukur. ”Ini harus dengan antena parabola kan repot,” keluhnya. (ads/c/feb/py)