METROPOLITAN – Musim hujan tiba. Puluhan warga di Kampung Cepaktangkil, RW 05, Desa Sukaluyu, Kecamatan Nanggung, dihantui rasa waswas terjadi bencana alam susulan. Sekretaris Desa (Sekdes) Sukaluyu, Iip Maulana, mengungkapkan, bencana alam pergerakan tanah di Kampung Cepaktangkil terjadi hampir sembilan bulan. Namun hingga kini dari Pemkab Bogor belum ada penanganan apa pun. “Kejadian pergerakan tanah yang terjadi sembilan bulan lalu sudah kita laporkan ke Pemkab Bogor, tapi sampai sekarang belum juga ditengani,” ujarnya. Bencana alam pergerakan tanah ini berdampak pada 40 Kepala Keluarga (KK) yang rumahnya retak-retak. Di antaranya terjadi di RT 01, 02, 03 dan RT 04. ”Warga RT 03 saat ini waswas tebingan tanah longsor ke rumah warga,” katanya. Menurutnya, pergeseran tanah di Kampung Cepaktangkil seringkali terjadi. “Padahal sudah disampaikan ke Kabupaten Bogor. Warga minta dipastikan tanah yang ditempati masyarakat aman apa tidak. Keretakan tanah itu berdampak pada bangunan rumah retak-retak, termasuk kamar mandi berikut kamar tidur,” ungkapnya. Sejak hujan pertama melanda wilayahnya, kondisi tanah di kampung tersebut langsung banyak yang retak. Meski kondisinya mengkhawatirkan, sejumlah warga masih menempati rumah masing-masing. “Apalagi saat ini mulai sering turun hujan. Tak menutup kemungkinan pergeseran tanah kembali terjadi,” tukasnya. (ads/c/feb/py)