Minggu, 21 Desember 2025

Menanti Bantuan RTLH, Tinggal di Gubuk Reyot

- Senin, 12 Oktober 2020 | 15:34 WIB
ADE/METROPOLITAN
ADE/METROPOLITAN

METROPOLITAN - Sulitnya perekonomian membuat Mudi (75) bersama sang istri warga Kampung Pangkalan, RT 01/06, Desa Pangkaljaya, Kecamatan Nanggung, ter­paksa tinggal di rumah reyot dan memprihatinkan. Dinding dan plafon hanya ditutup bi­lah bambu serta dapur yang sumpek dan tak layak huni. Mudi mengungkapkan, awal Januari 2020 rumahnya ambruk akibat bencana alam hujan deras disertai angin kencang. Karena waktu itu kondisinya darurat, ia bersama suami terpaksa mengungsi ke rumah anak. ”Tapi kasihan juga kalau lama-lama tinggal bersama anak. Akhirnya saya pilih kem­bali ke rumah yang pernah kena bencana alam. Walaupun tidak layak milik sendiri dan nggak merepotkan orang lain,” bebernya sambil menitikkan air mata. Di masa tua, Mudi bekerja sebagai pemulung barang bekas. Setiap hari ia berkeliling kampung mencari barang bekas untuk dikumpulkan di rumahnya. Ketika sudah ba­nyak baru dijual untuk kebu­tuhan sehari-hari. ”Namanya juga pemulung barang bekas, hasilnya ya nggak menentu. Kadang dapat, kadang nggak dapat,” tuturnya. Terpisah, Kepala Desa (Ka­des) Pangkaljaya, Taupik Su­marna, mengatakan, sebe­lumnya rumah itu sudah dicek. Namun untuk penambahan kuota RTLH 2019 dimasukkan pada program Baznas. “Da­tanya sudah masuk, tapi sam­pai sekarang belum ada info lagi,” ungkapnya. Dari tiga unit yang diajukan ke Baznas, yang dua sudah masuk ke program RTLH. “ Kalau tidak terealisasi, 2021 kita upayakan diperbaiki da­lam program RTLH,” tukasnya. (ads/c/feb/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X