METROPOLITAN – Polres Bogor bersama Muspika Cigudeg memberikan bantuan kepada anak penderita gizi buruk, Rabu (31/3). Bantuan tersebut dilakukan Polsek Cigudeg bersama Muspika Kecamatan Cigudeg di Desa Sipayung, Sukajaya, Kabupaten Bogor. Kunjungan Polsek Cigudeg bersama Muspika Cigudeg ini sebagai bentuk kepedulian terhadap Muhamad Oji, anak berusia 6 tahun yang menderita gizi buruk sejak 2015. Prihatin atas kondisi Oji yang mengalami gizi buruk, pihak Puskesmas Sukajaya rutin memantau kesehatan Oji. Dari pantauan tersebut, pihak Puskesmas Sukajaya menyarankan kepada keluarga untuk melakukan perawatan ke RSUD. Namun dengan alasan keterbatasan ekonomi, orang tuanya pun menolak. Dalam hal ini Polres Bogor melalui Polsek Cigudeg dan Muspika Cigudeg memberikan bantuan berupa makanan pokok, susu dan vitamin kepada keluarga. Kapolsek Cigudeg, Kompol Kusyadi, mengatakan bahwa kedatangan Muspika ini untuk memberikan solusi demi kesembuhan Oji. “Kami minta persetujuan kembali kepada orang tua Oji. Akhirnya orang tua Oji menyetujui anaknya dibawa ke RSUD Leuwiliang,” ujarnya. Kusyadi memaparkan, biaya perawatan akan ditanggung jaminan kesehatan. ”Biaya dari perawatan Oji akan ditanggung sepenuhnya oleh jaminan kesehatan,” tegasnya. Kusyadi pun mengajak seluruh instansi terkait bersama-sama bersinergi melakukan penanganan terhadap kondisi kesehatan Oji dan keluarganya. ”Ya, tentu ini harus berjalan beriringan dengan harapan ke depan Oji kembali sehat,”ujarnya. Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor, Ruhiyat Sujana, turut prihatin atas nasib bocah yang menderita gizi buruk. ”Turut prihatin dan sangat miris dengan kondisi yang dialami Oji bocah, berusia 6 tahun yang menderita gizi buruk. Oji terpaksa memutus pengobatannya karena tidak ada biaya,”katanya. Ia pun mendesak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor segera membantu pemulihan penderita gizi buruk di wilayah Sukajaya. ”Ini baru satu yang ketahuan dan muncul di media, jangan-jangan masih banyak di sana penderita gizi buruk,” tegasnya. Sebelumnya, Mumun (38), orang tua Oji, mengatakan, anaknya diketahui menderita gizi buruk saat menginjak usia enam bulan. Bahkan,pihak keluarga sempat melakukan pengobatan rutin. Namun karena terkendala ekonomi, akhirnya pengobatan terhenti. ”Dulu sempat bawa ke RSUD Leuwiliang. Tapi kita nggak punya biaya jadi dibawa pulang,” ujarnya. Dengan kondisi tersebut, Mumun berharap bisa mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah untuk biaya kesembuhan anaknya itu. ”Setiap bulan kita dikirim makanan sereal oleh kepala desa, itu juga kadang kurang. Jadi saya suka ngutang dulu ke warung, karena Oji suka menolak makanan yang lain, maunya itu saja,” tukasnya. (ads/c/feb/py)