METROPOLITAN - Pergeseran tanah yang terjadi pada Sabtu (19/6) menyebabkan 18 hektare lahan pertanian milik warga Desa Wangunjaya, Kecamatan Leuwisadeng, mengalami kerusakan. Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor telah melakukan asesmen dan meminta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) turun tangan dan mengkaji peristiwa alam tersebut. Kepala Desa Wangunjaya Hanapi mengatakan, setiap harinya pergeseran tanah terus meluas dan merusak lahan pertanian warga dari tiga kampung, yakni di Kampung Cisaranten I, II, dan III. ”Tiga hari lalu baru 10 hektare lahan pertanian yang rusak, sekarang sudah mencapai 18 hektare,” ungkapnya. Khawatir pergerakan tanah kembali terjadi, Hanapi mengatakan, aktivitas para petani pun dihentikan dahulu. Namun, akibatnya,mereka mengalami kerugian yang cukup besar. ”Biasanya, sekali panen beras dan palawija bisa menghasilkan sampai ratusan ton. Sekarang petani banyak yang merugi,” ungkapnya. Ia menyebut pergeseran tanah saat ini terus meluas. Tidak menutup kemungkinan akan berdampak juga ke desa lain seperti Desa Sadengkolot dan Babakansadeng. Untuk itu, pihaknya berharap instansi terkait segera mengambil tindakan dan penanggulangan cepat guna mencegah bencana lebih besar. “Yang kita pikirkan bukan hanya sawah pada hari ini, tapi dampak pergeseran tanah berdampak ke permukiman warga,” keluhnya. Sementara itu, Camat Leuwisadeng Rudy Mulyana mengimbau warganya menghentikan aktivitas pertanian sementara sebelum ada penanganan lebih lanjut dari BPBD Kabupaten Bogor. “Karena kita juga tidak bisa melawan alam, minimal menunggu sampai kondisi tanah kembali stabil,” tandasnya. (ads/b/suf/run)