METROPOLITAN.ID - Berawal dari punya hobi menyusuri Sungai Cisadane dan ngaliwet bareng di pinggir sungai, guru SMAN 1 Cijeruk, Kabupaten Bogor Sutan Andika mengajak siswa-siswanya untuk melakukan aksi bebersih sungai.
Aksi bebersih sungai ini melahirkan gerakan bernama Cisadane Resik. Namun khusus untuk siswanya SMAN 1 Cijeruk, gerakan ini bernama Pejuang Waktu.
Gerakan Cisadane Resik Volume 1 pertama kali dilakukan sebelum pandemi Covid-19. Saat itu Sutan Andika hanya melibatkan siswanya di SMAN 1 Cijeruk.
"Wadahnya adalah Cisadane Resik seiring waktu bukan siswa saya saja, kelompoknya bertambah terdiri dari gabungan anak-anak berbagai sekolah," bebernya.
Waktu terus berjalan Cisadane Resik terus membersihkan sungai hingga sampai pada tahun 2024 ini menjadi volume 17.
Berbagai dukungan terus mengalir, dari aparat TNI, kepolisian, rumah sakit, hingga tempat wisata.
Baca Juga: Viral! Aksi Bullying Pelajar Terjadi di Bojonggede Bogor, Korban sampai Merintih Kesakitan
"Untuk membersihkan sungai kita (Cisadane Resik) bersifat sukarela, jadi tidak menyediakan makan atau apapun, namun karena peduli lingkungan banyak juga yang ikut," ujarnya kepada Metropolitan.id, Jumat (17/5/2024).
Sampai saat ini gerakan bebersih sungai lewat Pejuang Waktu sudah diikuti siswa SMA baik itu swasta atau negeri di Kecamatan Cigombong, Caringin, Cisarua, Ciawi.
Seperti SMK Nahdlatul Ulama (NU) dan SMK Sirojul Huda Kecamatan Cijeruk.
Baca Juga: Ciptakan Pilkada 2024 di Karawang Sukses Tanpa Ekses, PPK Kotabaru Bangun Komunikasi dengan Muspika
Selain kegiatan bebersih sungai, Cisadane Resik yang beranggotakan ratusan orang uga juga aktif dalam kegiatan sosial dan tanggap bencana, penggalang dana dan terjun langsung ke lokasi bencana.
"Kami melakukannya gar anak-anak mudah mengerti dan ikut merasakan bagaimana hidup sulit ketika dalam keadaan bencana," katanya.