CISARUA - Rekayasa lalu lintas one way (satu arah, red) yang selama tiga puluh tahun lebih diberlakukan di kawasan Puncak, dinilai kurang efektif oleh masyarakat. Banyak korban jiwa berjatuhan, sehingga mereka menuntut agar segera dihapuskan. Teriakan tersebut sudah lama dikumandangkan para aktivis tolak one way, sampai akhirnya tabrakan beruntun kembali terjadi di jalur tengkorak tanjakan Selarong yang menelan empat korban jiwa, pekan kemarin. Menyikapi hal tersebut, aksi tolak one way kembali memanas. Kali ini para aktivis berencana kembali menggelar unjuk rasa dengan menabur bunga di tanjakan Selarong tersebut. Menurut masyarakat Puncak Azet Basuni, saat ini mereka sedang mempersiapkan aksi dengan terlebih dahulu mengirimkan surat permohonan izin ke pihak kepolisian. ”Demo kan tidak bisa sembarangan, sebelumnya segala prosedur akan ditempuh,” ungkapnya. (ash/b/suf/dit)