CIGOMBONG - Saat ini para pembudidaya ikan dihadapkan pada keterbatasan lahan.Untuk mengembangkan potensi perikanan sangat sulit, sehingga tidak sedikit dari mereka yang hanya diam. Meskipun Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakan) Kabupaten Bogor terus menggenjot dari sektor Sumber Daya Manusia (SDM), untuk masalah keterbatasan lahan, sampai kini belum ada solusi.
Lahan-lahan tidur yang notabene milik negara telah banyak digarap petani-petani berdasi dan tak sedikit dijadikan bangunan permanen. Sehingga petani menjadi hal yang jarang, karena selain kelangkaan lahan pertanian dan peternakan, perikanan dan pertanian menjadi sektor yang terpinggirkan karena kurangnya minat masyarakat. Imej petani yang dianggap miskin, kotor dan dekil menjadikan petani berada pada strata tingkat bawah.
Melihat hal tersebut, masih ada kepedulian dari UPT Pengairan Wilayah Ciawi yang mengizinkan saluran irigasi dibuat untuk memelihara ikan. Seperti di Kampung Cileungsir, Desa Cisalada. Saluran sepanjang 500 meter diperbolehkan untuk memelihara ikan oleh para pembudidaya. Juru Pengairan UPT Pengairan Ciawi Dedi Junaedi mengatakan, selama sama-sama memelihara, tidak jadi soal. ”Kuncinya adalah sama-sama merawat, karena selain berfungsi mengairi lahan pertanian, saluran irigasi juga bisa berfungsi ganda menjadi tambak ikan,” paparnya.
Masyarakat Pembudidaya Ikan Desa Cileungsir Edy Mulyadi menyambut baik kebijakan UPT tersebut. Dia sangat berterima kasih, karena dengan demikian keterbatasan lahan yang selama ini menjadi kendala budidaya dapat terjawab. ”Kami akan berupaya merawat dan menjaga saluran itu, karena jelas-jelas kami juga punya kepentingan di sana,” ungkapnya.
(ash/b/suf/dit)