CISARUA – Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, telah lama ditunjuk Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Desa sebagai desa percontohan. Berkat kesuksesannya menggali potensi desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Desa Cibeureum menjadi rujukan puluhan kades se-Kecamatan Inginjaya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Sebanyak 80 Kepala Desa (Kades) dan Sekretaris Desa (Sekdes) se-Kecamatan Inginjaya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi NAD berkunjung ke Desa Cibeureum. Mereka bermaksud studi banding, khususnya prihal penggalian potensi desa yang dikelola BUMDes.
Sekretaris Camat Inginjaya Ependi mengaku tertarik dengan pengelolaan sampah BUMdes Cibeureum. “Kunjungan kami menjadi bekal buat diterapkan di desa – desa di Kecamatan Inginjaya, Kabupaten Aceh Besar. Terutama soal pengelolaan sampah,” katanya.
Ketua Asosiasi Pemerintah Desa (Apdesi) Kecamatan Inginjaya Bukhori juga mengapresiasi kegiatan penggalian potensi di Desa Cibeureum. “Walau kultur alam berbeda, baik secara geografis maupun secara budaya antara Aceh Besar dengan daerah Bogor, kami akan adopsi beberapa program yang telah dijalankan di Desa Cibeureum. Hal baik akan kami bawa dan akan diterapkan di daerah Aceh Besar,” tuturnya.
Sekdes Desa Santan Kecamatan Inginjaya Misbahu Zaman, menambahkan, kemajuan penggalian potensi di Desa Cibeureum menjadi motivasi bagi desanya untuk membangun perekonomian masyarakat. “Programnya berjalan baik serta pengelolaannya pun transparan. Kami yakin Sumber Daya Manusia di daerah kami pun bisa menjalankan programnya. Hasil studi ini akan kami jadikan modal berharga,” terangnya.
Sementara Kades Cibeureum Rahmat Hamami mengatakan, pihaknya tidak akan puas sampai di situ. Potensi yang ada di desanya akan terus digali sebagai langkah inovatif dalam meningkatkan penerimaan asli desa.
“Kami atas nama aparatur Desa Cibeureum terbuka luas bagi siapapun yang melakukan studi banding. Meski potensi di setiap daerah atau desa berbeda, mudah-mudahan apa yang dikembangkan di Cibeureum dapat dikembangkan juga di Aceh Besar,” ujarnya.
(ash/b/suf/mg2)
