CISARUA – Permasalahan imigran di Puncak sudah lama menjadi sorotan. Bahkan, masyarakat sekitar sudah berkali- kali menyampaikan ke pihak Imigrasi. Mulai dari kerusuhan yang sering terjadi antarkaum imigran sendiri sampai kebisingan yang sering ditimbulkannya.
Dari catatan kantor Imigrasi kelas satu Bogor, saat ini ada sekitar 1.687 imigran yang mencari suaka di Puncak. Untuk itu, pengawasannya pun terus diperketat. Salah satunya upaya sosialisasi secara aktif sebagai bentuk pengawasan Imigrasi. ”Puncak identik dengan lokasi berkumpulnya pencari suaka,” ungkap Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan (Wasdakim) pada Kantor Imigrasi Bogor Arief H Santoto.
Anehnya, meski berstatus sebagai pencari suaka, para imigran seolah bebas mencari nafkah dan membuka usaha. Seperti di sekitar Pasar Pafesta Puncak, banyak dari mereka yang diduga berjualan. Mulai dari kebutuhan pokok ala Timur Tengah sampai ke makanan tradisional negaranya.
”Orang imigran banyak yang berjualan di sekitar Pasar Pafesta. Dagangannya bermacam-macam, mulai dari bahan pokok sampai makanan,” ungkap warga Citeko, Rusli. Dia juga mengatakan, dulu para imigran ditetapkan di satu vila atau rumah, sehingga tidak kelayapan seperti sekarang. Mereka hanya berinteraksi sesama.
(ash/b/suf/py)