METROPOLITAN – Cigombong , Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh hari ini menjadi satu momentum kebangkitan santri dan ulama dalam melawan penjajah. Pada 1945, kiai Hasyim Asy’ari sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU) mengumumkan fatwanya tentang Resolusi Jihad. Itu merupakan bentuk respons ratusan kiai terhadap agresi militer Belanda kedua. Hal itu memuat seruan setiap muslim wajib memerangi penjajah dan apabila gugur ketika melawan penjajah, maka dianggap mati syahid. Semangat perjuangan tersebut terus diajarkan para ulama kepada santri para. Sehingga mereka cinta pada tanah air Indonesia, memiliki kepekaan sosial dan mampu menjadi panutan umat. Di Cigombong, peringatan HSN dipusatkan di Lapangan Al –Hasanah. Ketua NU Kecamatan Cigombong, Endang Sopian, mengatakan, sejak dulu santri memiliki peran strategis dalam perjuangan bangsa. ”Semogapara santri memahami arti santri dan peran santri. Sehingga bisa lebih giat dalam mendalami ilmu agama,” jelasnya. Senada, pengasuh santri dari Pondok Pesantren Modern Darul Ulum Lido, Fahrurozi Ali, memaparkan, saat ini para santri tengah digojlok dalam memahami ilmu agama. (ash/b/suf/py)