METROPOLITAN - CIAWI - Dibukanya Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) Seksi I Ciawi-Cigombong pada 2 Desember, dikeluhkan pedagang kecil yang biasa berjualan di sepanjang ruas jalan arteri. Mereka mengaku omsetnya menurun lantaran kondisi jalan relatif sepi. Mereka juga berusaha tetap bertahan dan menjalankan usahanya. Bahkan, ada beberapa di antara mereka yang berpindah lokasi ke tempat lain yang lebih ramai dan menjanjikan. Pedagang kecil ini rata-rata berjualan di pinggir jalan arteri Bocimi yang kerap macet. Mereka memanfaatkan kemacetan untuk mengais rezeki. Berjualan gorengan, berdagang asongan, menjual kopi seduh sampai menjual beragam minuman dingin kemasan, menjadi komoditas yang ditawarkan kepada pengguna jalan terutama kalangan sopir truk dan angkutan umum. Idris contohnya. Penjual gorengan yang biasa mangkal tak jauh dari pintu masuk Rancamaya Golf & Estate itu mengaku pendapatannya kini “menghilang” hingga 40 persen. Biasa berjualan sekitar pukul 15:00 WIB, dalam hitungan beberapa jam dagangannya ludes terjual. “Tapi sekarang kerasa sepi banget pas tol (Bocimi) sudah dibuka. Sekarang semuanya (pengendara) pada masuk jalan tol. Kalau masih macet kayak waktu itu, paling malam jam delapan (dagangan) sudah habis. Sekarang jam 10 malam aja masih banyak, kadang nggak habis dan akhirnya saya bagiin saja,” paparnya. Hal serupa dikatakan Dedi, pemilik warung. Ia mengaku terdampak dengan beroperasinya jalan tol Bocimi sepanjang 15,35 km itu. Apalagi, ia harus membayar sewa tempat yang menurutnya tidak murah. (hei/suf/py)