MEGAMENDUNG - Jalur lingkar Utara Puncak mulai dikerjakan. Anggaran Rp6 miliar telah digelontorkan dari Bantuan Keuangan (Bankeu) untuk empat desa, yakni Desa Pasirangin, Cipayung, Cipayunggirang dan Desa Megamendung. Jalan sepanjang 6,5 kilometer itu diharapkan bisa menjadi pengurai kemacetan untuk kawasan Puncak. Kini jalan utama tersebut telah diapit dua jalur alternatif yaitu Lingkar Utara dan Lingkar Selatan. Sehingga penerapan one way (satu arah, red) sebagai rekayasa lalu lintas untuk mengurai macet, diharapkan tidak diberlakukan lagi. Mengingat menuai protes dari warga sekitar. Anggota DPRD Kabupaten Bogor Komisi III, Slamet Mulyadi, menegaskan, tujuan dibukanya Jalur Lingkar Utara itu untuk mengurai kemacetan Puncak. ”Saya berharap bupati baru bisa merealisasikan dibukanya pintu Tol Gununggeulis. Sebab, ketika Puncak macet, pengendara yang akan keluar lewat Pintu Tol Gadog bisa memilih keluar dari Pintu Tol Gununggeulis,” harapnya. Anggaran yang ada saat ini, sambung Slamet, tidak mencukupi karena salah perhitungan dan perencanaan. ”Para kepala desa mengucapkan terima kasih kepada bupati lama, karena jalan Lingkar Utara sudah terwujud,” jelasnya. Sementara itu, Kades Cipayung, Cacuh Budiawan, memaparkan, pembangunan jalur Lingkar Utara itu tak terlepas dari swadaya masyarakat, karena banyak warga yang menghibahkan lahannya untuk pelebaran. (ash/b/suf/py)