METROPOLITAN – Banyaknya sampah bambu pada masa kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg), dimanfaatkan Sholahudin (47) menjadi miniatur kolam ikan. Bermodal kurang dari Rp100.000 untuk membeli pompa air akuarium, bak plastik dan lem, warga Kampung Babakan, RT 03/01, Desa Cilember, Kabupaten Bogor itu sukses menciptakan produk kerajinan. Ia pun menjualnya seharga Rp250.000- Rp350.000 per unit.
”Awalnya saya prihatin melihat banyaknya sampah bambu kampanye pilpres lalu. Saya coba membuat air mancur bertemakan petani dan mengunggahnya ke media sosial. Ternyata ada teman yang minat dan membelinya. Karena tidak semua orang punya kolam ikan di rumah, akhirnya saya berpikir membuat miniatur kolam ikan,” ujarnya.
Untuk membuat miniatur kolam ikan hias, ayah tiga anak itu menggunakan tiga jenis bambu, yaitu bambu hitam, bambu tali dan bambu gombong. ”Bambu hitam dan gombong dipakai untuk membuat pancuran. Sementara bagian detail saung, petani dan kincir air itu menggunakan bambu tali. Untuk ukuran miniatur kolam ikan 40x35 cm saya jual Rp250.000. Sedangkan ukuran 40x53 cm saya jual Rp350.000,” terangnya.
Dengan keterbatasan tenaga kerja dan bahan baku bambu, Sholahudin baru bisa memproduksi sepuluh unit miniatur kolam ikan per bulan. Ke depan, ia berharap bisa merekrut para pengangguran di kampungnya untuk menjadi perajin. ”Kendala perkembangan miniatur kolam ikan hias ini karena minimnya perajin. Padahal, saya sudah ditawarkan pemilik Restoran Simpang Rawi di Puncak untuk buka stan di sana. Semoga pemuda di kampung saya ada yang minat menjadi perajin, karena pesanan banyak, sementara saya hanya bekerja sendiri,” tuturnya.
Sementara itu, seorang pemuda setempat, Teja Purwadi, mengaku bangga akan kreativitas Sholahudin. Ia pun mengajak para pemuda di Desa Cilember membuat kelompok perajin miniatur kolam ikan. (in/feb/py)