METROPOLITAN - CISARUA  SMPN 2 Cisarua saat ini sudah mulai berbenah. Mulai tata bangunan sampai kedisiplinan siswa. Untuk bangunan kelas sudah dianggap memadai, kini ada 20 ruang yang siap digunakan. Namun, masih ada beberapa kekurangan untuk kenyamanan baik siswa ataupun guru, yang perlu dilengkapi diantaranya adalah WC siswa, akses masuk yang masih tanah,pagar sekolah, serta ruang laboratorium. Selain itu, permasalahan sampah menjadi perhatian yang serius dari pihak sekolah. Saat ini pembuangan akhir menjadi persoalan yang perlu disikapi dan dicarikan solusinya. "Untuk kedisiplinan siswa sudah mulai terlihat,untuk buang sampah mereka sudah pada tempatnya,tapi setelah sampah terkumpul, kami kesulitan untuk membuangnya," ungkap Kepala sekolah SMPN 2 Cisarua,Rojai. Selain itu, lanjutnya, jalan  masuk yang masih tanah menjadi kendala, sehingga ketika musim hujan ruang kelas menjadi kotor. “Karena mau tidak mau siswa ataupun guru menginjak tanah yang becek dan nampaklah ruang kelas yang penuh dengan tanah," jelas dia. Rojai menambahkan, idealnya satu kelas memilki satu WC,tapi sekarang hanya memiliki dua, itu pun dari bantuan pemerintah. Satu WC siswa laki - laki yang dibangun oleh sekolah. "Untuk peralatan elektronik juga ,kami belum punya ruang,saat ini masih disimpan saja di ruang kepala sekolah,"akunya. Hal tersebut dibenarkan Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan, Euis. Utuk sampah memang agak kesulitan pembuangan tahap akhir. "Pernah sih ada yang mau buang,tapi biayanya cukup mahal,yaitu sekitar Rp2 juta per bulan, sedangkan sekolah belum mampu,” ujarnya. (ash/b/els)