METROPOLITAN - Informasi yang beredar di media sosial (medsos) tentang pria 29 tahun warga Desa Tugujaya terpapar Covid-19 membuat warga resah. Foto pekerja medis yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap dan disebut sedang menjemput pasien positif corona, ternyata tidak benar. Dari keterangan tertulis, Kepala Puskesmas Cigombong, dr Sonny Budiman, menjelaskan, pihak puskesmas baru melakukan pemeriksaan swab kepada salah satu warga dikarenakan kontak erat, bukan melakukan penjemputan seperti yang sudah banyak beredar. Hingga kemarin belum bisa dipastikan positif karena masih menunggu hasil pemeriksaan.Sonny pun mengimbau pihak terkait dan warga sekitar tetap melakukan physical distancing, PHBS dan menggunakan masker sesuai aturan. Ia juga meminta pihak keluarga membantu untuk melakukan karantina mandiri sebelum hasil pemeriksaan keluar. Pernyataan serupa dikatakan Kepala Desa (Kades) Tugujaya, Rifky. Menurutnya, pihak puskesmas memang mendatangi rumah pasien, tapi bukan untuk penjemputan, melainkan pemeriksaan. Hasilnya akan diumumkan satu minggu ke depan. ”Saat ini pasien ditetapkan sebagai PDP dan menunggu hasil tes swab satu minggu ke depan,” terangnya. Sekadar diketahui, Desa Tugujaya yang berbatasan langsung dengan Desa Cigombong mengharuskan waspada kepada setiap warga. Namun sayangnya, anggaran untuk penanganan Covid-19 di Desa Cigombong masih sangat minim. Dana yang dikucurkan hanya Rp18 juta yang diambil dari Dana Desa (DD). Dana itu jauh lebih rendah dibanding yang dikucurkan untuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yaitu Rp100 juta. Hal tersebut diakui secara gamblang oleh Kepala Desa (Kades) Cigombong, Hendrawan. ”Anggaran Rp18 juta itu hasil program infrastruktur yang ditunda. Kami mendapat anggaran DD sebelum ramai permasalahan Covid-19. Jadi yang bisa ditunda hanya dana pembangunan infrastruktur,” jelasnya.(ash/c/els/py)