METROPOLITAN - Kawasan Puncak kini jadi incaran pelancong untuk berburu tanaman hias. Tak cuma hotel dan vila yang dicari, berbagai tanaman hias pun jadi incaran wisatawan. Di Desa Kopo Cisarua, Puncak, sejumlah warga menjadi tukang tanaman dadakan. Hasan (48) salah satunya yang kini ikut menjual berbagai tanaman hias. Sejumlah tanaman dijualnya, di antaranya jenis monstera, philo, aglonema, kladium dan klatea. ”Alhamdulillah, di masa pandemi Covid-19 masyarakat punya aktivitas ekonomi melalui tanaman hias,” ujarnya kepada Metropolitan, Rabu (21/10). Hasan menjelaskan, sebagian masyarakat Puncak tak segan memburu tanaman di hutan dan pekarangan kebun untuk memenuhi kebutuhan pasar. ”Dulu tanaman jenis antorium laku keras dengan harga fantastis. Mudah-mudahan tanaman jenis monstera ini nggak kayak antorium yang ramainya hanya sesaat,” jelasnya. Menurut Hasan, estimasi harga dan jenis tanaman yang kian membuming di Puncak di antaranya jenis Monstera Rp50.000 sampai puluhan juta, jenis Phillo mulai Rp250.000 sampai jutaan rupiah, Keladium (keladi/talas) dari harga Rp10.000 sampai ratusan ribu rupiah, Klatea Merak harganya ratusan ribu sampai jutaan. Sementara aglonema dari harga Rp10.000 sampai jutaan rupiah. Tak cuma Hasan, salah satu warga Kampung Sampai Cisarua, Puncak, Raden ( 24 ), juga alih pekerjaan menjadi tukang tanaman hias. Jika sebelumnya ia bekerja sebagai karyawan Alfamart, saat ini ia fokus menjual tanaman hias jenis Monstera dan tanaman hias lainnya. Usahanya kian melesat dengan metode penjualan online melalui media sosial Facebook maupun secara langsung kepada masyarakat yang membutuhkan. Raden mengaku sudah menjual ribuan tanaman hias jenis monstera. Ia juga sering merugi dalam menjual tanaman hias ini. ”Namanya juga usaha, yang penting kebutuhan rumah tangga bisa tercukupi,” imbuhnya. (fri/c/feb/py)