METROPOLITAN - Ketersediaan oksigen di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi mulai menipis, menyusul banyaknya pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit pelat merah ini. Untuk itu, RSUD Ciawi mulai menghemat oksigen dengan membatasi beberapa kegiatan yang sifatnya tidak mendesak. Direktur Utama RSUD Ciawi, Tsani Musyafa, mengatakan, di masa pandemi, terutama Juni dan Juli, pengiriman oksigen mengalami peningkatan. ”Yang tadinya pengiriman oksigen lima kali sehari sekarang bisa dua hari sekali,” ujar Tsani kepada wartawan, Rabu (7/7). Artinya, sambung Tsani, jarak pengiriman semakin pendek karena tingginya kebutuhan oksigen di RSUD Ciawi ini. Meskipun pengiriman yang intens tersebut membuat sejumlah vemdor kewalahan. ”Jadi, produksi mereka dengan permintaan itu jomplang. Permintaannya sangat banyak, namun produksinya masih tetap segitu,” paparnya. Selama ini, lanjut Tsani, RSUD Ciawi menggunakan oksigen berbentuk tabung dan liquid. ”Jadi dalam satu pengirim itu bisa 350 tabung oksigen, kalau yang liquid dia satuan liter atau meter kubik, itu itungannya ada rumusnya,” bebernya. Untuk menghemat oksigen, beberapa kegiatan harus dibatasi, terutama yang terjadwal. Artinya, operasi-operasi yang tidak urgent ditunda dulu. Seperti di beberapa bedah umum, ortopedi. ”Selagi bisa menunggu kita tahan dulu, kecuali seperti orang melahirkan itu harus ditangani tidak bisa menunggu,” tandasnya. (nto/c/mam/py)