METROPOLITAN - Sopir Desa Siaga Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, mengeluhkan pelayanan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Cihideung, Kecamatan Cijeruk, yang menolak kendaraan pelat merah Desa Siaga mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite. Sopir Mobil Siaga dipaksa mengisi BBM jenis Pertamax yang harganya jauh lebih mahal, sehingga harus mengeluarkan kocek lebih dalam. Ketua Paguyuban Driver Desa Siaga Kecamatan Cijeruk, Unang, mendapat keluhan dari seluruh sopir Desa Siaga. Seperti yang terjadi di SPBU Cihideung, Cijeruk. Kendaraan Desa Siaga berpelat merah dilarang membeli BBM jenis Pertalite dan diarahkan membeli Pertamax oleh operator SPBU. Bahkan, hingga terjadi adu mulut antara sopir dengan operator SPBU. ”Harga BBM naik. Kalau kita dari driver Desa Siaga hanya meminta kesadaran perusahaan Pertamina atau POM, terutama SPBU di Cihideung. Kita minta agar kendaraan kita ini diperbolehkan mengisi Pertalite. Jangan dipaksa mengisi BBM jenis Pertamax. Memang pelat nomor kita ini merah, tapi kendaraan kita ini digunakan untuk warga miskin atau yang kurang mampu. Jangan dipersulit lah,” keluhnya. Kendaraan Desa Siaga, jelasnya, merupakan kendaraan hasil bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor yang digunakan untuk membawa warga kurang mampu. Baik yang sakit, hamil, ataupun membawa alat logostik apabila ada bencana alam. Namun, semua itu dilakukan tanpa meminta imbalan kepada warga yang menggunakan kendaraan tersebut. ”Tugas kita sebagai relawan, untuk membawa warga kurang mampu. Baik ke rumah sakit atau puskesmas tanpa meminta imbalan apa pun. Kalau kita dipersulit atau dipaksa membeli Pertamax, kasihan warga miskinnya. Mereka juga yang kena imbasnya. Karena tidak mau ribut, terpaksa warga miskin juga ikut menambahkan ongkos BBM-nya. Sekali lagi, saya mohon agar hal ini jangan sampai terjadi lagi ke depannya. Agar kendaraan Desa Siaga diberi kemudahan untuk membeli Pertalite,” ucapnya. Sementara itu, staf SPBU Cihideung, Kecamatan Cijeruk, Jamil, menanggapi keluhan sopir Desa Siaga bahwa kendaraan Desa Siaga, ambulans, baik berpelat hitam maupun merah, awalnya masih simpang siur. Apakah diperbolehkan atau tidaknya menggunakan Pertalite. Namun, setelah berkoordinasi dengan manajemen SPBU, sekarang ini sudah diperbolehkan mengisi Pertalite. Kendaraan Siaga, ambulans, Damkar, baik berpelat nomor merah atau hitam. ”Itu sekarang sudah diperbolehkan kendaraan khusus untuk Desa Siaga. Apalagi Damkar atau ambulans. Mau pelat hitam atau merah, sekarang banyak mobil jenis APV. Itu ada yang pelat hitam dan merah. Itu boleh. Kita sudah tanya ke teman-teman SPBU untuk mengisi BBM bersubsidi. Sebetulnya sudah lama, namun karena revisi manajemen baru terlaksana baru-baru ini. Dan petugas sudah kita kasih tahu,” tuntasnya. (nto/suf/run)