Berniat ingin menghilangkan kesan desa tertinggal, pemerintah Desa Pabuaran, Kecamatan Sukamakmur, membangun sebuah kampung menjadi sentra usaha kecil dan menengah (UKM) di RT 04/03, Kampung Leuwicatang. Usaha yang digeluti sepasang suami istri ini berawal dari modal Rp300 ribu hingga kini beromsetkan ratusan juta dalam satu bulan.
Ujang Sanjaya (49) dan Umidah (43) mengaku kesuksesannya saat ini bukanlah tanpa kerja keras dan air mata. “Saya membuka usaha ini karena pabrik tempat saya bekerja tutup pada 2006 dan saya langsung mengikuti kursus menjahit hingga 2009 demi menyambung hidup,” ujar Ujang kepada Metropolitan saat ditemui di kediamannya, kemarin.
Menurutnya, pengalaman belajar menjahit tidak didapatkan dalam waktu singkat tapi butuh waktu hingga tiga tahun untuk menjadi ahli. “Dengan modal Rp300 ribu, saya membuka usaha sendiri dengan mesin jahit sewaan. Bahan yang digunakan pun berasal dari sisa potongan bahan bekas pabrik garmen,” bebernya.
Hingga kini, sambungnya, belasan tetangga bisa bekerja di tempatnya dan semua ini berkat keluarganya. “Alhamdulillah, saat istri saya sudah bisa menjahit, saya berkeliling menawarkan hasil produksi kami di pasaran,” ungkapnya.
Dengan membawa bekal makanan, ia berjualan di berbagai tempat menawarkan barang dagangannya, mulai dari toko kecil hingga pasar. “Sewaktu menawarkan, sempat hampir seminggu tidak ada yang membeli boneka saya,” tuturnya.
Ia menjelaskan, seiring berjalan waktu akhirnya ia mendapati bonekanya laris di pasar, yakni di Pasar Pagi Jakarta. “Alhamdulillah, hingga saat ini harga boneka saya dibanderol mulai dari Rp5 ribu hingga Rp500 ribu,” imbuhnya.
Ia menambahkan, perkembangan usahanya kini cukup pesat dan ia sudah bisa mempekerjakan 16 tetangga dengan empat buah mesin jahit.
(edi/c/yok/mg1/run)