JONGGOL – Miris. Sejak amblesnya Jembatan Cipamingkis yang menghubungkan Bogor-Cianjur, pengendara roda dua yang hendak ke Cariu dan seterusnya kini harus mempertaruhkan nyawanya. Pasalnya, jembatan bambu menjadi alat penghubung di saat Jembatan Cipamingkis ambruk dan dalam masa perbaikan.
Seperti yang diungkapkan pengendara roda dua, Wahyu (30), saat melintas bersama kedua temannya. Ia mengaku terpaksa melintasi jembatan bambu tersebut yang berada tepat di atas aliran Sungai Cipamingkis.
”Ya mau gimana lagi, saya terpaksa melalui jembatan bambu itu Mas. Jika tidak, saya harus memutar arah melalui jalur Cibarusah untuk sampai ke wilayah Ciranjang, Kabupaten Cianjur. Kan itu jarak yang cukup jauh, makanya kita terpaksa menggunakan jembatan rakitan bambu tersebut,” kata Wahyu kepada Metropolitan, kemarin.
Sebelum melintasi jembatan, ia mengaku harus melalui jalan yang cukup terjal. “Sebelum ke bawah jembatan itu, saya tadi sempat mengecek medan turunan dari perkampungan untuk turun ke bawah hingga ke jembatan itu. Lihat sendiri kan, pertama saya membawa motor besar dan jalannya pun cukup terjal untuk turun maupun sebaliknya Mas. Jika tak berhati-hati, bisa terjatuh di bebatuan itu,” paparnya.
Ia berharap pemerintah pusat maupun Pemerintah Daerah (Pemda) Bogor secepatnya memperbaiki Jembatan Cipamingkis. Sehingga pengendara yang melintas, khususnya roda dua, tak perlu lagi melalui jembatan bambu yang dirakit warga setempat untuk menuju Cariu dan seterusnya tanpa perlu lagi harus mempertaruhkan nyawa seperti sekarang ini.
”Bagi kami pengendara roda dua, sangat mengharapkan Jembatan Cipamingkis yang ambles itu sesegera mungkin diperbaiki dan bisa dilalui pengendara lagi tanpa harus melalui jembatan bambu yang kami anggap sangat membahayakan nyawa ini,” ujar pengendara motor Ninja 250 cc itu.
Sementara warga Kampung Jagaita, Desa Jonggol, Adung (60) mengungkapkan, pembuatan rakit jembatan dari bambu itu memang sengaja dibuat untuk mempermudah akses pengendara roda dua yang hendak ke Kecamatan Cariu ataupun Cianjur dan seterusnya. ”Iya, ini sengaja kita buat untuk membantu pengendara motor menyeberang ke arah Cariu,” tambahnya.
Ia memaparkan, pengoperasian jembatan rakit bambu itu terdapat waktu beroperasi, yakni mulai pukul 05:00-23:00 WIB. ”Jembatan ini ada jam beroperasinya, yaitu pukul 05:00 sampai 23:00 WIB. Itu kalau tidak hujan dan air sungai sedang tidak pasang. Karena jika hujan dan air Sungai Cipamingkis lagi naik, mau tidak mau kita langsung melipat alas yang kita anyam dari bambu itu. Kalau tidak, bisa-bisa terbawa arus sungai seperti yang sudah-sudah,” tandasnya.
(shr/b/yok/run)