CILEUNGSI – Timun suri merupakan buah yang hanya dapat kita jumpai di bulan Ramadan. Hal ini karena para petani sengaja menanam buah ini dua bulan sebelum Ramadan. Banyaknya masyarakat yang menyukai buah timun suri ini menjadi rezeki tersendiri bagi sebagian kalangan masyarakat.
Salah satunya Kurniawan, pemuda asal Kampung Gandoang, RT 02/04, Desa Gandoang, Kecamatan Cileungsi. Ia mengaku sudah tiga tahun ini berjualan timun suri setiap bulan puasa. “Alhamdulillah, banyak masyarakat yang suka dengan buah ini. Biasanya dijadikan es buah untuk berbuka puasa,” katanya.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, sambung Kurniawan, kali ini dirinya tak menjajakan langsung timun surinya itu di pinggir jalan, melainkan menjadi distributor. Banyak pedagang timun suri yang memesan buah itu padanya. “Tahun ini saya mencoba menjadi distributor. Saya ngambil timun suri dari para petani kenalan saya dan dijual ke pedagang,” tuturnya.
Ia menjelaskan, biasanya para pedagang menjual timun suri dengan harga Rp7.000 per kilogramnya. Sedangkan dirinya sebagai distributor menjual ke para pedagang dengan harga Rp3.000 sampai Rp4.000 per kilogramnya.
Menurutnya, untuk menjadi distributor tentu harus mempunyai jaringan petani timun suri dan para pedagang yang lumayan luas. Karena jika terlalu lama timun suri itu kita simpan, akan membusuk dan bisa rugi. “Sebenarnya sama saja dengan menjadi pedagang. Namanya juga usaha, jadi harus cerdik agar tidak rugi,” jelasnya.
Dirinya pun berharap bisa mempunyai ladang yang nantinya bisa ia gunakan untuk menanam timun suri sendiri atau untuk bercocok tanam tanaman lain, sehingga bisa menghasilkan pundi-pundi keuntungan.
(yok/run)