GUNUNGPUTRI - Dalam kasus dugaan pembuangan limbah yang disinyalir dilakukan pihak PT Semesta Keramika Raya (SKR) pada (06/6) kemarin, kini mulai terkuak. Pasalnya, pihak personalia perusahaan Abuza membenarkan jika hasil limbah dari sisa produksi ditempatnya bekerja itu persis dengan limbah yang dibuang dengan sengaja oleh salah satu perusahaan tak bertanggungjawab ke aliran Sungai Cileungsi.
"Kalau limbah hasil dari produksi kami memang benar berwarna putih," kata Personalia PT SKR, Abuza saat ditemui Metropolitan, kemarin.
Kaitan pembuangan sisa produksi dari perusahaan berprodusen pembuatan gelas keramik dan mangkok itu tidak benar, menurutnya, jika dianggap sengaja membuang limbah putih langsung ke Sungai Cileungsi.
"Kenapa baru sekarang dipermasalahkan, sejak saya bekerja pada tahun 2000 silam tidak pernah ada keluhan dari masyarakat kampung Kedep, Desa Tlajungudik, Kecamatan Gunungputri ini kok. Kalau pun ada seharusnya kan warga yang merasa dirugikan oleh perusahaan kami ini bisa mengirimi melalui surat," ketusnya.
Bahkan ia mengklaim, jika protap produksi yang dilakukan pabrik tempatnya bekerja itu sudah sesuau dengan Amdal dan berkas perizinan yang dikantongi pemilik dari perusahaan tersebut.
"Kita lengkap kok untuk perizinan dan Amdal UKL/UPL-nya jadi apa lagi yang mesti dipersoalkan. Lagian setiap kita membuang limbah berwarna putih itu, sebelum dibuang kita tak pernah lupa untuk melakukan penyaringannya terlebih dulu sebelum membuangnya keluar dari perusahaan ini," tutupnya.
Sebelumnya, pencemaran lingkungan yang terjadi di wilayah industri, sepertinya kian hari semakin memprihatinkan. Pasalnya, dugaan pencemaran ekosistem Sumbar Daya Alam (SDM) yakni di aliran sungai Cileungsi, mulai mencuat dengan adanya indikasi pembuangan Limbah jenis Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dilakukan oleh Perseroan Terbatas Semesta Keramika Raya (PT SKR) yang terletak di kampung Kedep, Desa Tlajungudik, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor. Sehingga, hal itu memicu kegeraman dari warga sekitar yang notabane dalam kesehariannya hidup dari aliran sungai Cileungsi tersebut guna melakukan aktivitas sehari-hari seperti mencuci pakaian, dan lainnya.
(shr/a/yok)