SUKAMAKMUR - Area kampung Sunnah bentukan Yayasan Al-Izzah Al-Haq yang berlokasi di wilayah Kampung Tanjangan Gombong, Rt 07/07, Desa Sukaresmi tak cukup dikenal oleh warga Kabupaten Bogor. Tak terkecuali bagi warga asli pribumi di kampung tersebut maupun sekitarnya.
Kondisinya lokasi yayasan yang terpencil, sekitar 1000 meter dari jalan desa. Ditambah lagi akses jalan berbatauan dan pagar pohon besar di sisi kanan dan kiri sepanjang jalan menuju yayasan tersebut, membuat warga enggan bertamu atau bahkan menengok kampung tersebut.
Ditambah lagi, pengelola yayasan yang dianggap para tokoh masyarakat dan warga sekitar memiliki adat berbeda serta terkesan ekslusif, berbuah issu negatif. Diantaranya, yayasan itu di isi para penganut eksrimis islam hingga yayasan menjadi sarana pelatihan perang para mujahid versi mereka.
Kesaksian Safei Anwar (33) warga Kampung Tanjakan Gombong, Rt 07/07, tempat tersebut mulai terlihat aktifsejak tahun 2016 lalu. Meski mengetahui adanya aktifitas di kampung sunnah tersebut, Safei mengaku tak mengetahui percis kegiatan di dalamnya.
“Penghuninya tidak pernah menyapa masyarakat. Sama saja dengan pengelolanya,” tukasnya.
Lantaran sikappengelola yang tertutup, sambung dia, issu area tersebut menjadi tempat para mujahid tengah menjadi buah bibir masyarakat. Meskipun, ia mengaku hanya mendengar beberapa kegiatan keagamaan di dalam kampung tersebut, semisal pengajian hingga olah raga sejenis outbound.
Senada dengan Burhanuddin (29), Yayasan tersebut dinggap telah meresahkan masyarakat. Lanaran, tidak para penduduknya ekslusif dan tak sedikitipun berkontribusi pada warga sekitar.
“Acara hari besar islam seperti Maulidan, Isramiraj tidak pernah dilakukan di sana. Selain itu, (yayasan,red) tak memberi manfaat bagi warga sekitar,” tukasnya.
Kegiatan keagamaan dan proses belajar mengajar di Yayasan tersebut hanya di peruntukan bagi golongannya. Hingga,warga mengira terdapat aktifitas keagaaman yang berbbeda di dalam area kampung sunah itu. Terlebih lagi, beredar issu adanya aktifitas latihan berperang seperti bela diri hingga memanah untuk persiapan jihad. Hal itu dianggap munggkin, lantaran warga sekitar tak pernah mendengan sura letupan senjata selama berdirinya yayasan tersebut.
“Suara senjata atau bom belum pernah dengar. Hanya anehnya, setiap hari minggu banyak warga dari luar Bogor yang datang,” tukasnya.
Beberapa warga yang datang, sambung dia, umunnya berasal dari Bekasi, Depok, Tangerang dan Jakarta. Hal itu terindikasi dari lalulalang mobil ber plat mobil B pada hari-hari tertentu.
“Ramai berdatangan pada hari Sabtu dan Minggu,” tuturnya.
Pantauan dilokasi, dari luar gerbang, nampak beberapa rumah pohon yang diduga kerap digunakan oleh para penghuni kampung Sunah. Posisinya yang tinggi, memungkinkan untuk mengontrol area luar gerbang.
Tak jauh dari pintu gerbang, terdapat rumah setengah tembok dengan kirai anyaman rotan.