CILEUNGSI - Dikasih hati minta ampela. Peribahasa itulah yang pantas sematkan pada para pedagang kaki lima (PKL) di samping fly over Cileungsi. Baru-baru ini di area tersebut nampak para PKL berjualan dengan bebas di area terlarang.
Tak hanya melanggar garis sepadan jalan, menjamurnya PKL di wilayah Cileungsi kini hingga menyerobot area jalan hingga mengakibatkan lalulintas terhambat.
“Kalau sekarang renggang, nanti lihat ketika pagi dan sore, pasti pedagang buat macet panjang,” kata Saeful Millah, pengendara asal Desa Pasir Angin.
Ia menilai, ketidak-tertibkan PKL lantaran tak ada ketegasan petugas Pol PP dalam melakukan penertiban. Sehingga, para PKL dengan bebas melakukan pelanggaran. “Kalau tegas kayak di Jakarta pasti di sini bebas macet,” tukasnya.
Tak hanya mempengaruhi lalulintas, keberadaan PKL menimbulkan persaingan tak sehat dengan pedagang resmi di Pasar Cileungsi. Bahkan, pedagang resmi beralih jadi PKL.
Manajer PT Bangunbina Persada, Komara mengatakan, sebagai pengelola Pasar Cileungsi pihaknya pun merasakan dampak dari menjamurnya PKL. Menurutnya, para PKL yang menempati tempat yang begitu strategis, membuat para konsumen tak mau masuk ke pasar, karena sudah didahului oleh para PKL.
“Banyak konsumen kita jadi beralih ke PKL, karena tempatnya yang strategis. Walaupun strategis, harusnya tempat itu tidak boleh dipakai berjualan,” katanya.
Ia berharap, para PKL ini dimasukkan ke dalam Pasar Cileungsi, agar persaingan yang terjadi antar pedagang pun sehat, serta tidak lagi terjadi kesemerautan di sekitar flyover Cileungsi.
“Kami siap menampung para PKL itu ke dalam pasar,” tegasnya.
Senada itu, Pengawas Pasar Cileungsi Dedi Abdul Kadir mengungkapkan, pihaknya pun tak bisa berbuat apa-apa, karena tak memiliki kewenangan untuk menertibkan PKL.
“Kami serahkan pada Pol PP, karena PD Pasar Tohaga bukan eksekutor, dan kami sudah menyampaikan hal ini pada instansi tersebut,” ungkapnya.
Dirinya berharap, PKL segera sadar, jika aktivitasnya menjajakan barang dagangan itu salah, karena telah melanggar aturan, dan merampas hak-hak pejalan kaki. “Banyak trotoar yang digunakan PKL untuk jualan,” tukasnya.
(pj/sal)