METROPOLITAN - Semakin menyebarnya tempat mangkal Pekerja Seks Komersial (PSK) di Kecamatan Cileungsi, semakin membuat warga geram. Pasalnya bukan hanya di Desa Limusnunggal, melainkan hampir di seluruh desa di wilayah Cileungsi seperti di sepanjang Jalan Raya Transyogi-Jonggol, Kampung Tunggilis, RT 01/03, Desa Situsari. Berdasarkan pantauan Metropolitan di lokasi, warung kopi yang menyediakan mi rebus itu dijadikan tempat transaksi jual beli syahwat. Pengakuan mencengangkan pun datang dari seorang PSK berbadan semok dengan tanda hitam di paha sebelah kirinya.Wanita asal Sukabumi itu mengaku hampir setiapmalam menyetorkan uang kepada oknum Satpol PP Rp15 ribu per PSK dengan ganjaran keamanan. “Yang penting aman, Mas. Dan kalau ada razia, kami pasti dikabari,” kata sumber Metropolitan tersebut, kemarin. Tak jarang, sambungnya, beberapa pengusaha lokal maupun pegawai pemerintah dari kota sebelah seperti Bekasi dan Cianjur pun datang ke warung ini untuk memenuhi syahwatnya. “Kami biasanya dibawa ke hotel kelas melati yang tak jauh dari sini kalau mau ML (hubungan, red),” bebernya. Sementara itu, salah seorang pemuka agama di kampung sekitar, Ustadz Anwar, mengaku warga pernah menegur pemilik warung itu lantaran keberadaannya hanya 50 meter dari musala. “Waktu ditegur sama warga, warung itu mendadak sepi dan tidak ada lagi wanita seksi. Tetapi kini malah ramailagi,” kesalnya. (yok/run)