METROPOLITAN – Warga Gunungsari, Kecamatan Citeureup, nekat menantang maut melintasi Sungai Cileungsi. Tidak ada jembatan penghubung antara perbatasan Desa Gunungsari Kecamatan Citeureup dan Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal.
Warga Lulut, Nelih (40), mengungkapkan, tak sedikit warga yang menjadi korban terbawa arus ketika melintasi sungai tersebut. Apalagi, ketika hujan deras dan volume air sungai meningkat. Tak jarang ada yang jatuh, bahkan terbawa arus saat melintasi sungai. Setiap hari, ia melintasi sungai tersebut untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Bekerja di Citeureup, membuatnya harus melintasi jalan tersebut untuk mengejar waktu agar lebih cepat sampai.
Menurut Nelih, sebenarnya ada kabar pembangunan jembatan di jalan sungai itu, tetapi hingga saat ini belum ada realisasi pembangunannya. Padahal, pihak terkait sempat melakukan pengukuran dan pengambilan data untuk kebutuhan pembangunan jembatan. “Saya kerja di Citeureup, memang sih ada jalan lain tapi harus putar arah, jaraknya bisa beda 40 menit. Makanya saya lewat sini. Tapi kalau banjir ya terpaksa memutar,” jelasnya.
Ia berharap pemerintah daerah mau memberikan perhatian untuk membuatkan jembatan penghubung dua kecamatan, yakni Klapanunggal dan Citeureup. Dengan begitu, aktivitas sehari-hari warga di dua kecamatan tersebut bisa ditunjang dengan baik. (gi/els/py)