CILEUNGSI– Keberadaan pasar tradisional dan pasar rakyat yang semakin terpojokan dengan kehadiran mal dan bisnis retail, membuat jajaran direksi PD Pasar Tohaga memutar balik otak untuk menjaga eksistensi pasar tersebut. Dengan menggandeng bank Danamon, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PD Pasar Tohaga menyelenggarakn pekan festival pasar Cileungsi. Adapun kegiatan yang tertuang didalamnya adalah festival band musik, seni budaya, seni rupa, pameran foto dan fashion show. Puncak acara Festival Pasar Cileungsi akan berlangsung pada Sabtu (19/10) sampai Minggu (20/10) nanti. Direktur Utama PD Pasar Tohaga, Haris Setiawan menjelaskan, di bawah jajaran direksi yang anyar, PD Pasar Tohaga membuka pintu selebar-lebarnya untuk bekerja sama dengan pihak ketiga sepanjang masih dalam koridor dan saling menguntungkan. Ia mengaku visi dari bank Danamon yang ingin membuat pasar menjadi lokasi rekreasi dan edukatif bagi masyarakat Indonesia sejalan dengan keinginan PD Pasar Tohaga yang ingin tetap menjaga kebudayaan pasar tradisional di Bumi Tegar Beriman. “Jadi spiritnya sama dengan kita, mereka ingin membuat mindset bahwa pasar itu bukan lagi tempat yang kotor, kumuh, becek, bising dan segalanya. Tapi pasar itu bisa menjadi sebuah tempat kumpul bagi keluarga,” katanya kepada Metropolitan, kemarin. Dengan diselenggarakannya Festival Pasar Cileungsi, ia juga berharap bahwa nantinya Pasar Cileungsi bisa menjadi pilot project pasar maju bagi pasar-pasar lainnya yang ada di Kabupaten Bogor. Ia juga ingin pasar menjadi magnet bagi generasi milenial. Jika pasar ramai maka keuntungan bagi pemerintah daerah juga dapat meningkat. Sebagai penikmat kopi,, ia mengaku akan segera memerintahkan semua pasar untuk membangun sebuah kedai kopi kekinian agar bisa menjadi tempat nongkrong atau hangout yang asik bagi para kaum milenial. “Karena kan anak muda zaman sekarang lebih suka nongkrong di mal. Kalau kita sediakan fasilitas seperti di mall dengan harga yang lebih murah dan tempat yang nyaman, bukan tidak mungkin pasar tradisional dan pasar rakyat akan menjadi pilihan utama mereka untuk nongkrong,” jelasnya. Terpisah, Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Bogor, Joko Pitoyo, mengaku siap mendukung segala bentuk inovasi yang akan dilakukan oleh BUMD di Kabupaten Bogor. Jika semua sudah berawal dari niat yang baik maka hasilnya juga akan baik. “Setelah manajemennya sehat, maka nantinya pedagang juga harus sehat dan dibarengi dengan etos kerja yang lebih maju,” ungkapnya. Ia juga menilai bahwa fasilitas yang ada di pasar bukan menjadi tolak ukur bagi sebuah pasar maju, yang ingin bersaing dengan mal ataupun bisnis retail. Jika melihat kebersihan pasar, tidak ada hubungannya dengan prasarana yang ada, tetapi lebih kepada sistem yang ada di pasar tersebut. “Semua memang harus berfikir maju, agar bisa menciptakan sesuatu yang baru. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita meyakini hal itu,” pungkasnya. (cr2/b/els)