Senin, 22 Desember 2025

BP2SDM KLHK Ajak Petani Rumpin Tetap Produktif

- Kamis, 2 April 2020 | 13:55 WIB

Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus mendorong Kelompok Tani Hutan (KTH) tetap bekerja secara produktif, walau wabah virus corona sedang merebak PARA petani hutan tetap melakukan kegiatan tumpangs­ari yang memadukan tanaman kehutanan, tanaman MPTS, tanaman sela (sereh wangi) serta budidaya tanaman di bawah tegakan berupa jagung, kacang tanah, umbi-umbian dan empon-empon. Selain pelatihan kepada apa­ratur dan nonaparatur, BDLHK Bogor juga peduli terhadap masyarakat sekitar melalui kegiatan yang melibatkan ma­syarakat dalam pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Tu­juan Khusus (KHDTK) Hutan Diklat Rumpin. “Jadi, mereka tetap bekerja produktif dengan waspada mengikuti kebijakan dan arahan pemerintah,” terang Kepala BP2SDM KLHK, Helmi Basalamah. Helmi mengungkapkan, ke­pedulian ini digambarkan dengan kegiatan pemberday­aan masyakat melalui pem­bentukan KTH mitra BDLHK Bogor yaitu KTH Babakan Setu beranggotakan 25 orang, KTH Lio Maju 24 orang, KTH Lebak Sawo 25 orang dan KTH Barokah Hijau 45 orang. Ke­empat KTH ini didampingi 2 penyuluh kehutanan dan 3 tenaga bakti rimbawan. Walaupun areal KHDTK yang dimanfaatkan tidak begitu luas dan KTH baru berusia 1 tahun, tetap mampu mengha­silkan atau panen kacang tanah sebanyak 8,5 ton, atau sekitar 4 - 4,5 ton/panen hasil 1 kali panen per 4 bulan. “Kacang tanah dihargai pedagang Rp8.000– Rp10.000/kg, se­hingga bisa menghasilkan Rp32 juta – Rp45 juta per panen,” tuturnya. Untuk sereh wangi, tambah dia, sudah ada perusahaan yang menampung dengan pola mitra, di mana bibit sereh disediakan perusahaan. Panen sereh wangi menghasilkan 6 ton atau sekitar 3-4,5 ton/pa­nen (1 kali panen per 3 bulan) dengan harga jual Rp500/kg menghasilkan Rp1,5 juta - Rp2,25 juta/panen. Belum lagi hasil panen pisang, jagung, umbi-umbian, lalap-lalapan, kunyit, jahe, lengkuas dan tanaman pangan lain yang menjadi sumber sebagian nu­trisi (karbohidrat, protein, vitamin dan mineral) kelu­arga petani, dalam memenuhi kebutuhan pangan, terutama selama wabah virus Covid-19. “Dengan pelibatan masy­arakat, pengelolaan Hutan Diklat Rumpin melalui konsep Leuweung Hejo Masyarakat Ngejo dapat terwujud. Hutan Diklat menjadi terjaga dari pengrusakan dan penyero­botan lahan,” pungkasnya. (tru/els/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X