Senin, 22 Desember 2025

Hati-hati Mudik lewat Jalur Alternatif Jonggol

- Senin, 11 Mei 2020 | 14:14 WIB

METROPOLITAN - Pemerin­tah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengizinkan transportasi kembali beroperasi, namun masyarakat tetap dilarang mudik. Penyekatan pemudik pun masih diterapkan di se­tiap titik pengamanan. Salah satunya seperti yang terlihat di Pos Pengamanan Operasi Ketupat di Jonggol, Kabupa­ten Bogor. Ya, Jalan Raya Jonggol me­mang terkenal sebagai jalur alternatif pemudik yang ingin melakukan perjalanan ke Cianjur hingga Bandung. Pantauan Metropolitan, se­jumlah petugas berjaga-jaga melakukan penyekatan apa­bila ada masyarakat yang nekat mudik. Terlihat petugas beberapa kali memberhentikan ken­daraan pribadi roda empat hingga mobil jenis elf milik PO Hiba Utama dengan tu­juan Cianjur. Meski begitu, petugas belum menemukan warga yang nekat mudik melalui Jalan Raya Jonggol. Kapolsek Jonggol, AKP Agus Hidayat, mengatakan, pengen­dara yang nekat mudik mel­alui jalur Jalan Raya Jonggol ini belum terlihat signifikan. ”Belum signifikan sih saat ini. Paling kayaknya seming­gu sebelum Lebaran,” katanya. Menurutnya, angkutan yang membawa pemudik melalui jalur Jalan Raya Jonggol ini biasanya tipe mobil elf dengan tujuan Cianjur. ”Biasanya yang lewat sini itu elf tujuan Cianjur, tapi belum signifikan sih. Kalau ada (pemudik, red) kita berhentikan, kita suruh putar balik,” katanya. Sebelumnya, seminggu lalu rombongan tukang cukur yang hendak pulang ke Garut terpaksa putar balik lantaran terkena razia di jalur check point Jonggol. Lima orang yang memiliki usaha pangkas rambut di Cileungsi, Kabu­paten Bogor dan Bekasi ini gagal mudik. ”Kalau memang dilarang, ya saya balik lagi saja,” kata salah satu tukang cukur, Hasan. Ia dan teman-temannya di Bekasi menduga jalur alter­natif Jonggol bebas dari pen­jagaan petugas. Karena itu, ia pergi mudik dengan mo­bil sewaan. ”Dikira di sini nggak ada pos pemeriksaan. Kalau lewat tol kan jelas ada, makanya lewat sini,” terang­nya. Sejak virus corona mewabah, ditambah adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBBB) di Bogor, ia memilih menutup usahanya. Selain sepi pelanggan, juga berisiko terjadinya penularan Covid-19. ”Daripada nggak ada pekerjaan lagi, akhirnya sama teman berinisiatif pu­lang kampung,” pungkasnya. (ayb/lip/els/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X