METROPOLITAN - Beras bantuan sosial (bansos) dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor kembali menjadi sorotan. Sejumlah pihak mengaku kualitas beras yang dibagikan dianggap tak layak.Seperti di Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi. Sekretaris Desa (Sekdes) Dayeuh, Nazmudin, menuturkan, beras bantuan Pemkab dikeluhkan warga. Tercatat, 2.602 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang masing-masing mendapat jatah 30 kilogram hampir seluruhnya tidak layak dikonsumsi. Hal senada diungkapkan Kades Sukamakmur, Ujang Sunandar. Beras yang baru turun satu kali itu berdebu, kotor hingga terdapat kutu, sehingga sebagian warga terpaksa membuang beras tersebut. “Karena tidak layak dikonsumsi. Kita sudah ke sana (bulog), tapi sudah ada bagiannya jadi tidak bisa memilih. Warga ada juga yang mencampurkan karena betul-betul membutuhkan,” ujarnya. Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor, Muad Halim, menyayangkan adanya kualitas buruk pada beras bantuan Pemkab Bogor. Padahal beras ini untuk dibagikan kepada masyarakat terdampak. “Beras bantuan kualitasnya buruk. Ada beberapa pemerintah desa di Cileungsi dan wilayah lainnya yang mengadukan itu ke saya juga,” tegas Muad. Dia meminta beras dengan kualitas buruk yang telah diterima masyarakat bisa dikembalikan. “Jangan sampai tidak layak konsumsi, tapi paksakan,” tegasnya. Bupati Bogor Ade Yasin pernah menegaskan, kualitas beras yang disalurkan untuk bansos kepada masyarakat merupakan kualitas premium. Beras itu berasal dari persediaan Bulog yang didistribusikan TNI- Polri. “Kalau masyarakat menerima beras jelek, tolong dikembalikan biar kami kembalikan ke Bulog. Karena kita kan pesannya yang biasa untuk dimakan. Kualitasnya bagus,” ungkapnya. (reg/mam/rb/els/py)