METROPOLITAN - Pengerjaan proyek jalan lewat program Satu Miliar Satu Desa (Samisade) di Desa Ligarmukti, Kecamatan Klapanunggal, tidak berjalan mulus. Sebab, belum lama dibeton, jalan sudah retak. Kepala Desa Ligarmukti Samin mengatakan, proyek jalan tersebut berada di Kampung Cisalada, RT 08/04. Pengerjaannya di tahap kedua pada November 2021 lalu. Pembuatan jalan itu menggunakan jasa pihak ketiga, tetapi masyarakat bersama TPK yang mengerjakan. ”Kami memakai jasa pihak ketiga, tetapi hanya sebatas menyuplai barang materialnya saja. Sisanya warga bersama TPK yang mengerjakan jalan tersebut,” katanya. Pantauan Metropolitan di lokasi, memang ditemukan kejanggalan karena jalan beton tersebut baru dibuat namun sudah banyak retakan. Anggaran Samisade yang dikucurkan dalam proyek ini senilai Rp386.510.000. Jalan dibangun dengan volume panjang 747 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 0,12 meter. Pelaksananya TPK Ligarmukti. Lama pengerjaan 90 hari kalender. Tidak hanya di Desa Ligarmukti, proyek jalan di Desa Nambo pun bermasalah. Hal itu sudah diketahui Pemerintah Kecamatan Klapanunggal. Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Klapanunggal, Dedtly, mengaku pihaknya akan memanggil pihak ketiga, yakni PT PPE terkait pengerjaan Samisade di Desa Nambo yang telah rusak meski belum lama dikerjakan. Dedy mengaku timnya selalu melakukan peninjauan dan pengawasan. ”Sudah sering kami melakukan pengawasan. Tapi kan tidak bisa tiap hari kita pantau, ada juga kegiatan lain,” ujarnya. Karena itu, pihaknya akan meminta pihak PT PPE memperbaiki dan melakukan pemeliharaan agar semua program bupati Bogor menjadi bermanfaat bagi masyarakat. ”Nanti akan kita panggil pihak ketiga untuk musyawarah menyelesaikan itu (pengerjaan Samisade, red). Jadi untuk tahun depan agar lebih baik,” tegasnya. Terpisah, Sekretaris Desa Nambo Eman Sudarman juga mengaku sudah komplain terkait rusaknya jalan beton dan aspal yang mengelupas. “Kami sudah komplain dengan kerusakan yang dikerjakan pihak ketiga. Sudah ditanggapi akan melakukan pemeliharaan, tapi sampai sekarang belum ada tindakan dari pihak ketiga,” ucapnya. Sebelum pembangunan, jelas Eman, pihak ketiga menjanjikan akan memperbaiki jika ada kerusakan. Namun, nyatanya hal tersebut tidak dibuktikan ketika kondisi jalan yang dikerjakan saat ini sangat memprihatinkan. “Sebelum pengerjaan, manis. Setelah tiga bulan pengerjaan bila ada yang retak maka akan dilakukan pemeliharaan, tapi sampai saat ini belum ada,” bebernya. Eman pun meminta pihak ketiga segera melakukan perbaikan, mengingat spek yang dibuat di-RAB itu sangat bagus. Namun berbanding terbalik dengan kondisi pekerjaannya yang kacau. “Tolong tanggung jawab. Dari awal kualitas betonnya saja kurang bagus. Sudah retak rambut. Padahal, jenis betonnya K-27,5. Yang digunakan itu sudah di atas standar. Harusnya hasilnya sangat memuaskan, tidak gradakan kaya sekarang. Apalagi aspal sudah banyak yang mengelupas dan terkikis. Intinya kami kecewa dengan hasil pekerjaan yang kami percayakan kepada pihak ketiga ini,” paparnya. (jis/els/run)