Senin, 22 Desember 2025

Sengketa Tanah di Bojongkoneng, Warga Asli Minta Jangan Dibawa-bawa

- Rabu, 2 Februari 2022 | 13:15 WIB

METROPOLITAN - Warga asli Desa Bojongkoneng, Ba­bakanmadang, meminta jangan dilibatkan dalam kasus seng­keta tanah dengan PT Sentul City. Selain merasa terusik, permasalahan itu dinilai men­coreng nama Desa Bojongko­neng menjadi desa banyak konflik. Hal itu bermula saat orang dari luar desa yang diduga mengatasnamakan warga Bo­jongkoneng mengklaim seba­gai pemilik tanah di atas lahan pemegang Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB), ya­kni PT Sentul City Tbk. “Alhamdulillah untuk lahan warga asli Bojongkoneng tidak ada masalah dan tidak ada yang digusur, karena sejak awal belum ada permasalahan. Kalaupun ada masalah, yang ramai itu bukan warga asli,” ujar Lukman (30), salah seorang warga asli Bojongkoneng saat mendatangi kantor Sentul City bersama sejumlah warga lainnya, kemarin. Warga asli Bojongkoneng, sambung Lukman, tidak mau hanya dijadikan tameng atas nama para ‘Penggarap Ber­dasi’. Ia mengaku bersama warga Bojongkoneng lainnya menginginkan ketenangan dengan tidak dibawa ke per­masalahan orang lain. Ia juga meminta orang-orang dari luar wilayah Bojongkon­eng yang menguasai tanah garapan untuk jangan mem­buat kegaduhan. “Selesaikan melalui jalur hukum. Jangan bawa-bawa warga asli lagi sebagai tameng. Jangan bawa massa dari luar dan juga bawa ke ranah poli­tik,” tegasnya. Warga lainnya yang tinggal di Kampung Sudi, Desa Bo­jongkoneng, H Badru (60), mengaku tidak pernah memi­liki masalah selama 20 tahun memanfaatkan tanah hasil pinjam dengan Sentul City. “Kalaupun lahan yang saya garap diambil, saya diberikan lahan kembali oleh Sentul untuk bertani, walaupun pin­dah lokasinya,” akunya. Warga pun tidak ingin menga­kal-akali soal kepemilikan lahan. Warga hanya ingin me­manfaatkan lahan untuk me­nopang kehidupan sehari-hari. Senada, Hasan (45), warga Kampung Gunungbatu, Desa Bojongkoneng, mengaku sangat terbantu atas pinjam pakai lahan dari Sentul City. Ketika warga dipinjamkan lahan, warga membuat per­janjian kerja sama dengan pihak Sentul City. “Ada per­janjiannya setiap satu tahun sekali untuk peminjaman lahan. Kami hanya meng­gunakan lahan saja. Kalaupun nanti pihak Sentul akan mengambil lahan ini, silakan saja,” ujarnya. Hasan juga mengaku terusik oleh orang luar desa yang mengaku-aku sebagai warga Desa Bojongkoneng yang ber­sengketa tanah dengan Sentul City. “Cek saja KTP-nya, apa orang asli bukan. Kita sudah puluhan tahun tinggal di desa ini. Pasti kenal wajah kalaupun nggak kenal nama. Kalau me­rasa jadi pemilik, punya ser­tifikat tanah tidak? Kalau tidak punya, jangan ngaku-ngaku,” tegasnya. (cok/rb/els/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X