PARUNG - Masyarakat harus lebih waspada saat membeli daging ayam. Pasalnya, saat ini diduga beredar daging ayam gelonggongan (disuntik dengan air agar bobotnya bertambah, red) di Pasar Parung.
Salah seorang pemotong ayam, TG, mengaku telah melakukan penyuntikan ayam dengan air. Namun ia berdalih melakukannya karena permintaan pedagang pasar. “Kalau ayam tidak disuntik dengan air, pasti akan dikembalikan karena tidak laku,” kilah TG.
Ia mengatakan, daging ayam gelonggongan tersebut diduga beredar akibat tingginya harga daging ayam saat ini yaitu Rp30.000-32.000 per kilogram. Sedangkan untuk harga jual daging ayam gelonggongan sekitar Rp26.000 per kilogram.
“Daging ayam gelonggongan bisa diketahui dari harganya yang lebih murah. Selain itu, dari fisiknya pun memang beda, dagingnya cenderung basah karena disuntik air serta warnanya agak pucat. Cirinya hampir sama dengan daging sapi gelonggongan,” ungkapnya.
Sementara salah seorang pedagang ayam di Pasar Parung, Andi, meminta peredaran ayam gelonggongan diberantas karena merugikan pedagang yang jujur. “Daging ayam gelonggongan muncul saat harga daging ayam tinggi dan biasanya itu ulah pedagang musiman yang ingin mencari keuntungan lebih, bukan pedagang asli,” bebernya.
Ia berharap pihak kepolisian dan pemerintah dapat melakukan pengawasan di lapangan. Sebab, ia khawatir harga daging ayam yang tinggi menyebabkan beredarnya daging ayam gelonggongan di pasar tradisional.
(sir/b/sal/run)