RUMPIN - Akibat maraknya aktivitas pengangkutan galian C, kualitas udara di Kecamatan Rumpin dan Gunungsindur tak layak dihirup. Pasalnya, udara di wilayah tersebut telah bercampur debu.
“Kami baru bisa menghirup udara segar dan sejuk ketika menjelang Idul Fitri. Tetapi setelah itu udara kembali kotor, apalagi ketika cuaca sedang panas,” ungkap Nasri, warga Kampung Leuwiranji, Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, kemarin.
Hal serupa dikatakan Mamad, warga Kampung Gerandong, Desa Kampung Sawah, Kecamatan Rumpin. Menurutnya, udara yang segar menjadi kebutuhan vital bagi kesehatan manusia. “Memang dampak negatif akibat debu tidak terasa langsung. Yang jelas jika terhirup secara rutin akan merusak pernapasan dan juga organ penglihatan,” ujarnya.
(bo/sal/run)