Hajatan politik untuk memilih pemimpin di tingkat desa baru saja usai. Bagi yang mendapatkan amanah rakyat langsung meluapkan kegembiraannya dengan berbagai cara. Namun sebaliknya, bagi yang kurang beruntung, mereka terlihat sedih. Sehingga wajar jika Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) ini layaknya drama yang ceritanya menyuguhkan kisah senang dan sedih sekaligus.
Di wilayah utara Kabupaten Bogor, Pilkades Serentak yang dilaksanakan Minggu (12/3) digelar di sembilan desa di tujuh kecamatan. Perhelatan enam tahunan ini pun banyak diikuti calon petahana yang ingin mempertahankan singgasananya untuk kedua dan ketiga kalinya.
Namun sayangnya, cita-cita tak selamanya sebanding lurus dengan kenyataan. Dari beberapa calon petahana, hanya tiga yang berhasil meraih suara terbanyak dan berhak menduduki kursi orang nomor satu di desa hingga 2023.
“Alhamdulillah, warga Desa Waru masih mempercayai saya memimpin desa ini hingga enam tahun ke depan. Insya Allah amanah ini akan saya jalankan sebaik-baiknya untuk mewujudkan Waru sebagai desa termaju di wilayah Kecamatan Parung,” kata Kades Terpilih Toing Aryanto.
Selain di Waru, Apendi juga mengikuti jejak Toing Aryanto. Calon nomor urut satu yang dipilih rakyat Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, dengan sistem elektronik ini masih terlalu tangguh bagi kedua rivalnya, Ruslan dan Mochamad Zien.
“Saya tak menyangka bakal mendapatkan suara terbanyak, karena ketika diputuskan Pemerintah Kabupaten Bogor, Pilkades Babakan menggunakan elektronik,” ujarnya.
Sedangkan di Pasirgaok, Kecamatan Rancabungur, Sarifudin sukses mempertahankan kekuasaannya. Calon petanaha ini unggul atas dua kandidat lainnya. “Sarifudin unggul tipis dari calon nomor urut satu Slamet dengan selisih suara 85 suara,” kata Ketua Panitia Pilkades Pasirgaok Wahyudin. (khr/b/sal/py)