KETUA FKPB Mukti Dadi Hidayat mengatakan, raker yang pertama kali dilaksanakan ini merupakan penyusunan program kerja dari organisasi kepemudaan se-Bojonggede.
“Ini merupakan sekumpulan harapan pemuda agar tidak hilang lokalitas di Bojonggede. Sehingga tidak ada lagi istilah ‘mati obor’ di masyarakat,” ujar Mukti kepada wartawan, kemarin.
Menurutnya, kegiatan ini juga sebagai ajang silaturahim antarpemuda yang keberadaannya tersebar di sembilan desa sekaligus menyerap informasi yang beredar. “Apalagi sekarang banyak kelompok yang melupakan asal usul tokoh Islam di wilayah sendiri,” bebernya.
Ia mengaku sangat banyak masukan yang didapat setelah rapat kerja ini, seperti program mengenal ulama se-Bojonggede dan sekitarnya. Sebab, dulu Bojonggede menjadi pusat pergerakan kelompok Islam santri. “Intinya, memperkuat tali silaturahim antarpemuda,” akunya.
Sementara itu, pembina FKPB Ustad Aceng Auda menekankan bahwa aktif di forum ini bukan untuk mencari penghidupan di Bojonggede, namun membaktikan diri demi memperbaiki diri dan membantu masyarakat mengenal kembali alim ulama dan leluhurnya. “Saya berharap forum ini menjadi wadah perekat dan pengenal sesama kaum muda di Kecamatan Bojonggede,” pungkasnya.
(pb/sal/py)