Senin, 22 Desember 2025

Gas Melon Susah, Warga Resah

- Rabu, 12 April 2017 | 09:13 WIB

RUMPIN – Hampir dua minggu terakhir, warga Kecamatan Rumpin sulit mendapat­kan gas elpiji tiga kilogram. Padahal, tabung gas yang populer disebut gas melon itu banyak digunakan masyarakat kelas bawah. Praktis, langkanya gas subsidi tersebut, membuat warga sekitar resah.

Selain sulit didapat, menurut warga Desa Rumpin Ela (23), harga gas melon juga semakin mahal. “Harganya biasanya Rp20.000. Tapi sekarang naik jadi Rp24.000 hingga Rp25.000. Ini kan memberatkan hidup kita,” tutur ibu muda itu kepada Metropo­litan, kemarin.

Hal senada disampaikan pemilik warung di Jalan Raya Rumpin, Sumantri (45). Dia menuturkan, dua minggu terakhir pengi­riman gas melon di warungnya tersendat. ”Nggak tahu kendalanya apa. Padahal biasanya pengiriman gas dari agen selalu lancar dan tidak pernah telat,” ujarnya.

Dia mengaku telah mempertanyakan kekosongan pengiriman gas melon ini ke pihak agen. Bahkan, dirinya berusaha men­cari agen lainnya. ”Tapi sama saja, semua bilangnya stok terbatas dan nggak ada yang kosong,” katanya sambil menunjuk­kan tumpukan gas tiga kilogram kosong di warungnya.

Bukan cuma di Kecamatan Rumpin, ke­langkaan gas juga dialami warga Kecamatan Kemang Fika. Menurut ibu rumah tangga itu, dirinya terpaksa mencari gas dari warung yang cukup jauh dari rumahnya. ”Sudah jauh, harganya mahal pula. Mohon pemerintah bantu kesusahan kami,” keluhnya.

Sedangkan penjual gas melon di Desa Jampang, Kecamatan Kemang Hasan menu­turkan, kelangkaan gas kali ini berimbas pada kenaikan harga beli dari agen. ”Warung saya biasanya dikirim Rp18.000. Tapi se­karang harganya Rp20.000. Itu pun jatah­nya dikurangi dan pengirimannya telat,” pungkasnya.

(sir/b/sal/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X