Sejak Subuh warga di Kecamatan Parung berbondong-bondong mendatangi Masjid Jami Al Nurul Ihsan di Kampung Lengkongbarang, RT 02/03, Desa Iwul, Kecamatan Parung. Warga yang datang dengan memakai sarung dan baju koko langsung memasuki area masjid, kemarin.
CAMAT Parung H. Daswara Sulanjana mengatakan, pada prinsipnya Muspika dan MUI (Majelis Ulama Indonesia) Parung masih konsisten melaksanakan gerakan salat subuh berjamaah yang di canangkan oleh Gubernur Jawa Barat. “Kami terus menjaga kekompakan di lapangan dan juga menjaga kondusifitas agar umat Islam tetap menjaga ukuwah Islamiah dengan intinya masyarakat bersemangat bangun pagi kemudian salat berjamaah di masjid,” ujarnya kepada Metropolitan, kemarin.
Gerakan subuh selain diikuti oleh Muspika Kecamatan juga diikuti oleh seluruh kades dan staf se-Kecamatan Parung.” Seluruh kades dan staf ikut dalam salat subuh juga para ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) serta para ketua MUI Desa sehingga ini bagus untuk membangun wilayah Parung dan masyarakatnya, apalagi jelang bulan puasa sehingga sangat pas momen ini untuk memakmurkan masjid serta musholah, namun terlepas dari itu semua saya berharap gerakan subuh berjamaah ini bisa dijalankan oleh seluruh masyarakat muslim di Kabupaten Bogor,” tuturnya.
Ketua Gerakan Salat Subuh yang juga ketua MUI Parung Ustad Saari mengatakan,dilaksanaknnya Gerakan Sholat Subuh Berjamaah, dengan tujuan agar dapat menjadi sebuah gerakan massif bagi umat Islam di Kabupaten Bogor. Para pejabat, camat, kepala desa diminta mengajak masyarakat bisa bersama-sama memadati semua tempat ibadah umat muslim dengan melaksanakan shalat subuh berjamaah. ” Gerakan subuh berjamaah ini tidak berhenti di sini saja, tapi terus berlanjut subuh berjamaah di masjid terdekat setiap hari. Dengan harapan, sholat subuh berjamaah ini bisa menjadi penggerak untuk terus sholat berjamaah di sholat wajib lainnya,” ujarnya.
Sementara Kades Pamegarsari Akhmad Djamaludin, menyambut sangat baik gerakan subuh berjamaah ini. Gerakan ini untuk penyampaikan kepada umat agar jangan mudah terhasut oleh isu sara yang belum jelas dan terprovokasi yang dapat merugikan kehidupan di masyarakat terutama dalam toleransi antar umat. “Maka gerakan ini sangat bagus dan harus terus didukung apalagi Kecamatan Parung yang memiliki wilayah sembilan desa dengan multi suku, maka kades - kades yang ada di Parung mendukung dan akan terus melakukan gerakan subuh ini,” pungkasnya.
(khr/b/sal)