KEMANG - Minimnya sarana irigasi yang ada di Kampung Pabuaran Pondok RT 02/08, Desa Pabuaran, Kecamatan Kemang membuat petani sayuran merugi. Sebab irigrasi di wilayah tersebut mengalami pendangkalan, lahan yang digarap sulit mendapatkan air, akibatnya hasil panen petani susut yang pada ahirnya petani merugi.
Salah seorang petani mentimun Dadang mengatakan, sekitar 28 - 32 hektar sawah di blok ini mengalami kesulitan air. Selain ditanami sayuran sebagian petani yang ada juga menanam padi, bahkan untuk tahun ini mentimun di blok tersebut mengalami gagal tanam karena kurang air.
“Dari dulu kami berharap saluran irigasi, sebab kalau sumber airnya sudah ada di daerah hulu. Hanya saja tidak ada saluran irigasi sehingga air yang dari hulu tidak sampai mengalir ke hilir. Segini belum musim kemarau maka wajar para petani kekurangan air,” katanya.
Ia mengungkapkan, untuk mentimun sendiri tahun ini panenya mengalami penyusutan. Baik, kacang panjang dan paria saat ini para petani mengaku lebih besar modal dari pada hasil panen. “Biasanya persatu petak bisa mencapai delapan kuintal - satu ton sekarang paling lima kuintal. Kalau dihitung dengan angka ditambah kualitasnya juga kurang memuaskan,” terangnya.
Yaya, petani lainya mengatakan, adanya kekurangan pasokan air bagi petani karena pendangkalan dan minimnya sarana irigasi. Padahal kalau ada saluran irigasi blok pesawahan ini tidak akan kekurangan pasokan.
"Kami berharap pemerintah daerah melalui UPT Pengairan bisa segera membuatkan saluran irigasi agar para petani baik padi maupun palawija tidak kekurangan air sehingga petani bisa tetap untung dalam menggarap lahan,” jelasnya.
Sampai berita ini diturunkan pihak UPT Pengairan Wilayah III Parung belum memberikan komentar apapun. Padahal petani di kawasan tersebut sangat membutuhkan air dari irigrasi tersebut.
(dyn/b/sal)