Senin, 22 Desember 2025

PERMINTAAN TINGGI, PERUMAHAN GERUS PERTANIAN

- Selasa, 28 November 2017 | 13:34 WIB

-

CISEENG – Tingginya permintaan hunian di wilayah Kabupaten Bogor mendorong maraknya alih fungsi lahan pertanian untuk pemukiman yang da­pat berimbas negatif untuk lingkungan.

Pengamat yang juga dosen perguruan swasta di Tangerang yang tinggal tak jauh dari kawasan perumahan di Ciseeng, Nadia Kumala Sari, mengatakan bahwa alih fungsi lahan pertanian untuk pembangunan perumahan akan mem­berikan dampak yang cukup besar. Saat ini sudah banyak lahan pertanian di Kabupaten Bogor yang telah dikonversi menjadi hunian.

“Setiap tahun lahan pertanian turun puluhan ribu hektare. Lahan pertanian hilang karena perkembangan kawasan kota. Sekarang bisa dilihat di beberapa kecamatan, seperti Kemang, Rancabun­gur, Ciseeng dan Parung lahan perta­nian mulai berkurang,” katanya.

Nadia mencontohkan di beberapa wi­layah banyak lahan pertanian yang dija­dikan perumahan, sehingga mendorong pengambilalihan lahan hutan untuk per­tanian. Hal itu kemudian menyebabkan sejumlah bencana alam seperti banjir dan longsor. Selain itu, Jakarta dan kawasan penyangga, seperti Bogor, Depok, Tang­erang, Bekasi, juga sudah memiliki kepa­datan penduduk yang cukup tinggi.

“Kabupaten Bogor sudah padat dan ba­nyak investor yang ingin mengadu perun­tungan dengan berbisnis properti. Cuacanya yang tidak terlalu panas menjadi daya tarik konsumen untuk memiliki hunian di sini. Tapi saya ingatkan jangan ada penyalahgu­naan aturan, karena banyak permintaan lahan pertanian yang disikat,” tukasnya.

Nadia pun menyarankan pembangunan tempat tinggal difokuskan ke arah ver­tikal seperti apartemen dan rumah susun.

(dyn/b/sal/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X