KEMANG - Protes terhadap langkah Donald Trump yang mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel masih terus berlanjut. Warga Arab dan Muslim di Timur Tengah serta wilayah lainnya mengecam pengakuan AS atas Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Langkah Trump tersebut diangap banyak kalangan telah membakar amarah warga di kawasan Timur Tengah. Jumat (8/12/17) ratusan siswa dan guru sekolah Birrul Walidain yang beralamat di Desa Parakanjaya, Kecamatan Kemang, menggelar aksi penolakan pidato Presiden Amerika Donal Trump beberapa waktu lalu.
Dalam aksinya para siswa menginjak - nginjak foto Donal Trump dan membubuhkan ratusan tanda tangan dalam sepanduk panjang serta membentangkan bendera Palestina.
"Gelombang aksi unjuk rasa mengecam kebijakan pengakauan sepihak Presiden Amerika Serikat Donal Trump terus terjadi, rati ini di sekolah saya ratusan siswa sekolah menengah pertama bersama para guru berunjuk rasa mengutuk keras kebijakan Presiden Donal Trump yang mengakui sepihak Jerusalem sebagai ibu kota Israel yang selama ini berstatus quo oleh Dewan Kemanana PBB," ujar Ketua OSIS, Yoni Bunga Nita kepada Metropolitan, kemarin.
Aksi dimulai dengan mengibarkan bendera Palestina di atas menara oleh sejumlah siswi SMP, lanjutnya, kemudian para siswa dan siswi ini menginjak injak foto Donal Trump di tanah, yang kemudian sebagai bentuk kekesalan merobek dan mengahancurkan foto Presiden Amerika Serikat tersebut.
"Aksi diakhiri denga berdoa bersama dan membubuhkan tanda tangan di atas kain putih yang dibentangkan. Ratusan siswa dan guru ini membubuhkan tanda tangan penolakan dan kecaman terhadap Presiden Donal Trump, karena di nilai akan menguncang konflik lebih jauh antara Israel dengan Palestina. Mereka mengaku bahwa di Jerusalem terdapat mesjid Alaqso, yang menjadi kota suci tiga agama," tukasnya.
(dyn/b/sal)