PARUNG - Ikatan Alumni Pesantren Darul Arafah dan lembaga pendidikan Living Off Value Education menggelar dialog terbuka menyikapi pilkada serentak yang akan digelar tahun ini.
Acara yang bekerja sama dengan Pondok Pesantren Al-Mukhlisin Ciseeng ini bertemakan peran pondok pesantren dalam menjaga persatuan dan kesatuan.
“Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk menanamkan rasa nasionalisme di kalangan santri agar tidak terpengaruh isu-isu SARA yang semakin membahayakan demokrasi Indonesia,” ujar Ketua panitia Ramonda kepada Metropolitan, kemarin.
Ia mengatakan, pada acara tersebut pihaknya mengundang beberapa narasumber. Diantaranya perwakilan dari kalangan akademis Badrudin, Anggota Panwascam Parung Ahmad Asy'ari HB, dari Puslitbang Kemenag RI Abdul Jamil Wahab dan Anggota PPK Ciseeng bidang Sosialisasi Komarudin.
“Pilkada serentak rawan konflik, pemicunya salah satunya karena isu-isu SARA. Padahal, selama ini banyak negara lain mengagumi demokrasi Indonesia, karena sukses melaksanakan pemilihan kepala daerah, bahkan presiden, dengan konflik yang minim. Walaupun negara kita beraneka ragam. Ini tentu harus kita jaga,” tuturnya.
Anggota PPK Ciseeng Komarudin mengungkapkan, bahwa pondok pesantren dalam perhelatan pilkada menjadi tempat yang seksi bagai calon-calon kepala daerah untuk dikunjungi karena mempunyai basis suara yang besar.
“Saya menganjurkan para santri untuk memilih dengan hati nurani, bukan karena mengikuti arahan ustadz ataupun pimpinan pesantren,”pintanya.
Sementara itu, Anggota Panwascam Parung Akhmad Asyari menambahkan, santri-santri di pondok pesantren yang duduk di kelas XII sudah termasuk dalam kategori pemilih pemula karena sudah berusia 17 tahun.
“Ada tiga kategori yang dikatakan pemilih pemula. Yang pertama sudah berusia 17 tahun, yang kedua purnawirawan TNI/Polri, dan yang ketiga sudah atau pernah menikah,”pungkasnya.
(khr/b/sal)